Sukses

WHO: Jangan Anggap Remeh Omicron

WHO telah memperingatkan agar masyarakat tidak menggambarkan Omicron sebagai varian ringan.

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan agar masyarakat tidak menggambarkan Omicron sebagai varian ringan, dengan mengatakan itu dapat membunuh orang di seluruh dunia.

Studi terbaru menunjukkan bahwa Omicron cenderung membuat orang sakit parah daripada varian Covid-19 sebelumnya. Tetapi rekor jumlah orang yang tertular telah membuat sistem kesehatan di bawah tekanan berat, kata kepala WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dilansir BBC, AS mencatat lebih dari satu juta kasus Covid-19 dalam 24 jam. WHO dan badan kesehatan PBB mengatakan jumlah kasus global telah meningkat sebesar 71% pada minggu lalu dan di Amerika sebesar 100%. Dikatakan bahwa di antara kasus-kasus parah di seluruh dunia, 90% tidak divaksinasi.

"Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan dengan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, tidak berarti itu harus dikategorikan sebagai varian yang ringan," kata Dr Tedros pada konferensi pers pada hari Kamis pekan lalu.

"Sama seperti varian sebelumnya, Omicron dapat membuat orang dirawat di rumah sakit dan membunuh orang. Faktanya, tsunami kasus sangat besar dan cepat, sehingga membanjiri sistem kesehatan di seluruh dunia."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Omicron Dikatakan Sangat Menular

Omicron sangat menular dan dapat menginfeksi orang bahkan jika mereka telah divaksinasi lengkap. Namun, vaksin tetap penting karena membantu melindungi dari penyakit parah yang dapat membuat Anda dirawat di rumah sakit.

Pada hari Kamis (6/1/2022) Inggris melaporkan 179.756 kasus dan 231 kematian terkait Covid-19. Sejumlah rumah sakit telah menyatakan insiden "kritis" karena ketidakhadiran staf dan meningkatnya tekanan akibat Covid.

Di tempat lain, jumlah pasien di rumah sakit juga meningkat. Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran memperingatkan minggu ini bahwa Januari akan menjadi waktu yang sibuk bagi rumah sakit.

Dia menambahkan bahwa pasien Omicron menggunakan tempat tidur "konvensional" di rumah sakit sementara Delta membebani departemen ICU. Prancis pada waktu yang sama melaporkan ada 261.000 kasus.

3 dari 3 halaman

Program Vaksin Booster

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, mengatakan sistem perawatan kesehatan negara itu saat ini berada di bawah tekanan besar. Negara ini mencatat lebih dari 9.000 kasus pada hari yang sama, menurut media lokal. Dalam pernyataan terbarunya, Dr Tedros mengulangi seruannya untuk distribusi vaksin yang lebih besar untuk membantu negara-negara miskin menekan populasi mereka.

Dia mengatakan bahwa berdasarkan peluncuran vaksin saat ini, 109 negara akan kehilangan target WHO untuk 70% dunia untuk divaksinasi penuh pada Juli. Tahun lalu, kepala WHO mengatakan dunia akan memiliki dosis vaksin yang cukup pada 2022 untuk menyuntik seluruh populasi orang dewasa global jika negara-negara Barat tidak menimbun vaksin untuk digunakan dalam program booster.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    Omicron

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    Omicron Covid-19

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Varian Omicron dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan COVID-19.

    COVID-19 omicron

  • Cara

  • who