Sukses

18 Kondisi Kesehatan Ini Tingkatkan Risiko Covid-19 Meski Telah Divaksinasi

Berikut ini kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko Covid-19 meski telah divaksinasi

Liputan6.com, Jakarta Sejak awal infeksi virus Covid, para ahli dan profesional kesehatan telah memperjelas bahwa orang dengan kondisi kesehatan tertentu lebih berisiko terkena infeksi COVID-19 yang parah daripada mereka yang sehat dan tidak memiliki penyakit penyerta. Inilah alasan utama mengapa orang tua, orang dengan masalah imunitas, dan mereka yang memiliki kondisi medis sebelumnya diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin.

Tetapi bahkan setelah menerima vaksin COVID, penelitian menunjukkan bahwa orang masih dapat tertular virus dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan dapat memiliki risiko rawat inap dan kematian yang lebih besar.

Bahkan sebelum timbulnya COVID-19, orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya tetap berisiko besar terkena berbagai penyakit. Penelitian telah menunjukkan bagaimana memiliki komorbiditas seperti kondisi kardiovaskular, diabetes, tekanan darah tinggi, dll., membuat seseorang lebih rentan terhadap rawat inap dan kematian COVID.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Studinya

Studi terbaru British Medical Journal (BMJ) mengamati orang dewasa berusia 19-100 tahun dengan satu atau dua dosis vaksinasi COVID-19 dan menemukan bahwa beberapa dari mereka masih memiliki peningkatan risiko kematian meskipun telah divaksinasi.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko keparahan dan kematian COVID. Studi ini menggunakan algoritme prediksi risiko untuk mengevaluasi risiko kematian COVID-19 dan rawat inap di rumah sakit di antara orang dewasa Inggris setelah satu atau dua dosis vaksin COVID.

3 dari 5 halaman

Kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko meski telah divaksinasi

Menurut studi BMJ, berikut adalah kondisi kesehatan yang menempatkan seseorang pada peningkatan risiko rawat inap dan kematian COVID-19, pasca vaksinasi:

- Penyakit paru obstruktif kronis

- Penyakit jantung koroner

- Pukulan

- Fibrilasi atrium

- Gagal jantung

- Tromboemboli

- Demensia

- Sindrom Down

- Penyakit Parkinson

- Kanker darah

- Diabetes tipe 2

- Penyakit sel sabit

- HIV/AIDS

- Sirosis hati

- Kondisi neurologis

- Penyakit ginjal kronis

- Epilepsi

- Penyakit pembuluh darah perifer

 

4 dari 5 halaman

Tetap harus divaksinasi

Meskipun individu yang divaksinasi dan tidak divaksinasi harus waspada, penting bagi setiap orang untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Faktanya, manfaat vaksin COVID jauh lebih besar daripada risiko infeksi virus corona itu sendiri.

Dengan meningkatnya kasus varian Delta, tidak ada yang tahu seberapa berbahaya virus telah bermutasi, itulah sebabnya mengapa mendapatkan vaksin COVID sangat penting.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), "Vaksin COVID-19 efektif dan merupakan alat penting untuk mengendalikan pandemi. Namun, tidak ada vaksin yang 100% efektif untuk mencegah penyakit. Beberapa orang yang divaksinasi lengkap akan jatuh sakit, dan beberapa bahkan akan dirawat di rumah sakit atau meninggal karena COVID-19."

"Namun, ada bukti bahwa vaksinasi dapat membuat penyakit menjadi lebih ringan bagi mereka yang divaksinasi dan masih sakit. Risiko infeksi, rawat inap, dan kematian semuanya jauh lebih rendah pada orang yang divaksinasi dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi," tambah badan kesehatan AS tersebut.

5 dari 5 halaman

Infografis cegah klaster keluarga

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.