Sukses

Survei: Karyawan Lebih Nyaman Pakai Pakaian Kasual Dibanding Formal Saat Bekerja

Nyatanya banyak individu merasa tidak nyaman mengenakan pakaian formal ketika bekerja.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak individu diwajibkan perusahaan tempat mereka bekerja untuk mengenakan pakaian formal seperti kemeja, jas, rok dan blus ketika tengah bekerja.

Namun, di masa pandemi Covid-19, perusahaan mengharuskan karyawannya bekerja dari rumah. Untuk itu, para pekerja terbebas menggunakan pakaian formal dan memakai apa pun yang nyaman selama bekerja dari rumah.

Nyatanya banyak individu merasa tidak nyaman mengenakan pakaian formal ketika bekerja. Hal tersebut terungkap melalui survei yang dilakukan oleh pembuat pakaian kebugaran Lululemon Athletica.

Menurut survei, ketika perusahaan mengadopsi pengaturan kerja hybrid atau fleksibel, empat dari lima konsumen di seluruh Asia-Pasifis berharap bahwa t-shirt, celana pendek, pakaian yoga dan celana jogging bisa digunakan di kantor. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berharap pakaian kasual diterapkan di kantor

Survei yang melibatkan lebih dari 6.000 peserta ini juga mengungkapkan bahwa 96% responden mengatakan kenyamanan adalah prioritas mereka dalam berpakaian. 

Selain itu, dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah atau memilih bekerja jarak jauh, 84% mengatakan mereka berharap pakaian kasual menjadi lebih umum di tempat kerja.

3 dari 4 halaman

Pakaian yang membuat nyaman tak bisa dinegosiasi

South China Morning Post melaporkan bahwa kepala produk Lululemon Athletica, Sun Choe mengatakan hasil survei ini memperkuat keyakinannya bahwa mengenakan pakaian yang membuat Anda merasa nyaman tidak dapat dinegosiasikan.

“Data memberikan pengakuan yang sudah lama tertunda bahwa pakaian kerja profesional bisa dan harus fungsional, serbaguna dan nyaman. Dan ketika ketiganya itu bisa memengaruhi kinerja, kepercayaan diri dan lainnya secara positif,” kata Sun Choe.

Hasil survei menyoroti bagaimana pandemi berdampak pada preferensi pakaian pekerja di seluruh dunia. Survei Lululemon dilakukan pada Agustus, di 11 pasar berbeda di Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Hong Kong, Jepang, China, Korea Selatan, Inggris, Amerika Serikat dan Taiwan. 

Responden survei tersebut termasuk pekerja muda atau dikategorikan sebagai Gen Z dan milenial.

 

4 dari 4 halaman

Milenial lebih nyaman menggunakan pakaian kasual saat bekerja

Hasilnya mengungkap bahwa pekerja muda cenderung untuk berpakaian lebih nyaman. Bahkan di Taiwan, lebih dari setengah pria milenial tidak berharap untuk berpakaian profesional lagi ketika mereka kembali ke tempat kerja. 

“Berpakaian dengan cara yang lebih santai daripada mengenakan jas, blazer, jaket dan celana panjang di kantor juga membantu karyawan membina hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja, menginspirasi rasa hormat terhadap perusahaan yang lebih fleksibel tentang pakaian kerja dan bahkan membantu menghemat uang saat mereka berbelanja. Untuk pakaian yang bisa mereka pakai baik di dalam maupun luar pekerjaan," lanjutnya. 

Sementara itu, WWD melaporkan bahwa survei tersebut mengungkapkan bahwa hampir sepertiga dari karyawan usia milineal AS mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan jika bos mereka mengatakan bahwa mereka harus mengenakan pakaian profesional lagi ketika kembali ke kantor.

Di antara pria usia milineal di Amerika Utara, jumlahnya lebih dari setengahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.