Sukses

Deretan Mitos Keliru Mengenai Tidur yang Paling Dipercaya

Berbagai kepercayaan atau mitos mengenai tidur masih menjadi perdebatan.

Liputan6.com, Jakarta - Tidur menjadi kebutuhan pokok bagi setiap individu. Memiliki kualitas tidur yang baik tentu akan membuat seseorang bisa melakukan aktivitas dengan baik.

Namun, berbagai kepercayaan atau mitos mengenai tidur masih menjadi perdebatan. Hal tersebut tentu berpengaruh bagi banyak individu.

Melansir tulisan Michael J Breus di Psychology Today, Minggu (5/9/2021), ada beberapa mitos soal tidur yang tersebar di masyarakat dan dapat berbahaya bagi kesehatan. Michael J Breus pun mengambil hasil penelitian New York University tentang mitos tidur ini.

Nah, penasaran apa saja mitosnya? Berikut mitos soal tidur yang paling dipercaya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Minum alkohol dapat membantu tidur

Penelitian menunjukkan minum alkohol sebelum waktu tidur tidak membantu Anda untuk tidur, tapi justru mengganggunya. Minum alkohol dapat menurunkan kualitas tidur dan menyebabkan masalah kesehatan.

Minum alkohol sebelum tidur pun dapat mengganggu tahapan atau fase tidur. Selain itu, dapat berpengaruh pada masalah pernafasan yang memicu dengkuran dan sleep apnea.

Mitos ini muncul karena beberapa orang dapat lebih cepat tidur setelah minum alkohol dan akhirnya tidur dalam waktu yang lama. Namun, melihat efek alkohol terhadap tubuh manusia, hal itu tidak membuat kualitas tidur baik. Michael J Breus menyebutnya bukan sebagai "tidur," tapi lebih seperti "pingsan."

Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas tidur, tidak dianjurkan untuk minum alkohol sebelum tidur. Michael J Breus merekomendasikan jangan minum alkohol tiga jam sebelum waktu tidur.

3 dari 4 halaman

2. Tubuh tetap berfungsi dengan baik meski tidur 5 jam atau kurang

Beberapa orang memang perlu melakukan banyak hal. Tidur dalam waktu yang cukup mungkin merupakan hal yang mahal bagi sebagian individu. Namun, tidur yang cukup dibutuhkan manusia agar bisa beraktivitas dengan baik.

Kurang tidur dapat berpengaruh pada kesehatan, termasuk kesehatan fisik, emosi dan risiko sakit.

Tidak cukup tidur dapat membuat lebih gemuk, sakit, lebih mudah lupa, sulit belajar, kurang dalam hubungan. Penyakit pun dapat timbul seperti penyakit hati, kanker, diabetes dan alzheimer.

Oleh karenanya, Anda perlu tidur yang cukup. Meski beberapa orang secara genetik membutuhkan waktu tidur yang lebih sedikit, tapi umumnya manusia tidak memiliki kebiasaan tidur lima jam atau kurang untuk menunjang kesehatan.

4 dari 4 halaman

3. Suara dengkuran yang kencang itu normal

Mendengkur menunjukkan adanya masalah tidur yang berkaitan dengan pernafasan. Mendengkur pun bisa mengganggu tidur dan kualitas istirahat kita.

Hal yang lebih berbahaya, suara dengkuran yang kencang juga bisa jadi salah satu pertanda sleep apnea. Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan terganggu hingga berhenti.

Jika dengkuran keras itu benar-benar menunjukkan Anda mengalami sleep apnea, itu bisa berbahaya. Menurut studi, sleep apnea terkait dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke, serta diabetes dan obesitas.

Oleh karena itu, dengkuran yang keras saat tidur jangan diabaikan. Coba konsultasikan kepada dokter mengenai hal itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.