Sukses

Kerap Dianggap Bermanfaat, 5 Kebiasaan Ini Justru Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Faktanya, kebiasaan yang kerap dilakukan tidak sepenuhnya memiliki banyak manfaat.

Liputan6.com, Jakarta Setiap individu memiliki kebiasaan tertentu yang menurut dirinya penting dilakukan. Kebiasaan itu dilakukan untuk menjaga kesehatan dan bentuk tubuh ideal. Hampir semua individu sering melakukan kebiasaan yang sama dalam menjaga kesehatan.

Beberapa di antaranya, seperti mencuci buah sebelum dimakan agar terhindar dari bakteri dan kotoran. Aktivitas lain seperti berolahraga secara teratur. Selain menjaga kesehatan, berolahraga dianggap dapat menurunkan berat badan.

Dari kebiasaan yang sering dilakukan setiap harinya, ternyata ada beberapa kebiasaan yang dianggap tidak terlalu bermanfaat bahkan berbahaya bagi tubuh. Kesalahpahaman itu masih banyak yang belum diketahui. Melansir dari Bright Side, simak kebiasaan yang dianggap salah.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Konsumsi Multivitamin

Mengkonsumsi multivitamin dan semua jenis bio-aditif ternyata tidak mengurangi risiko terkena penyakit tertentu. Ini juga tidak memengaruhi daya ingat atau kemampuan seseorang untuk bekerja.

Sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat (AS) membuat kesimpulan ini setelah melakukan serangkaian uji klinis, yang melibatkan partisipan lebih dari 450.000 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi multivitamin sebenarnya memiliki efek negatif pada kesehatan seseorang.

3 dari 6 halaman

2. Pakai Hand Sanitizer Non-Alkohol

Hand sanitizer terbukti sangat membantu membasmi berbagai jenis bakteri dan kuman. Namun, ini hanya berlaku untuk gel yang mengandung alkohol tidak kurang dari 60%.

Hand sanitizer yang tidak mengandung alkohol tidak menghilangkan semua jenis mikroorganisme. Selain itu, Hand sanitizer yang mengandung alkohol sama sekali tidak membersihkan bekas pestisida atau polusi. Kedua hal itu harus dibersihkan dengan sabun pada air yang mengalir.

4 dari 6 halaman

3. Diet Detoks hanya dengan Buah dan Sayur

Diet detoks saat ini semakin populer dan cepat menyebar di kelompok pendiet. Diet detoks dianggap menjanjikan untuk membersihkan tubuh dari racun. Tetapi, para spesialis sepakat mengatakan bahwa tubuh dapat mengatasi racun dengan sendirinya.

Jika hati dan ginjal  tidak berfungsi dengan baik, minum lebih banyak smoothie atau koktail untuk detoks bukan menjadi solusi. Anda harus segera menemukan dokter untuk berkonsultasi.

5 dari 6 halaman

4. Hanya Konsumsi Produk Rendah Lemak

Sama seperti karbohidrat dan protein, tubuh juga membutuhkan lemak. Sehingga menukar produk makanan biasa dengan produk yang rendah lemak bukan cara terbaik untuk mengurangi kalori.

Selain itu, dalam banyak produk, pengurangan lemak selalu diimbangi dengan kandungan gula yang lebih tinggi. Ini dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Cara terbaik yang harus dilakukan yaitu dengan tidak hanya memakan produk rendah lemak. Tetapi dibarengi dengan produk lain yang mengandung protein, karbohidrat, dan lainnya yang dibutuhkan tubuh.

6 dari 6 halaman

5. Konsumsi Produk Organik

Di beberapa negara, tidak ada persyaratan hukum untuk harus menandai produk makanan organik dengan sertifikasi apa pun. Hal ini menjadi alasan mengapa stiker "eco" atau "bio" pada suatu produk makanan lebih sering hanya menjadi taktik pemasaran.

Dibandingkan jaminan bahwa makanan telah diproduksi tanpa menggunakan bahan kimia. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan stiker pada makanan di supermarket itu tidak menjadi lebih baik, daripada buah atau sayuran biasa yang dibeli di pasar.

 

Penulis:

Syifa Aulia

UPN Veteran Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.