Sukses

Merusak Hubungan Asmara, Hindari Gunakan 6 Kata Ini Saat Bertengkar

Ada beberapa kata yang sebaiknya Anda hindari saat beradu argumen dengan pasangan

Liputan6.com, Jakarta Komunikasi merupakan kunci untuk hubungan yang sehat. Karenanya, ada beberapa kata yang tak boleh keluar dari bibir Anda. Selain itu, ada satu kata yang mungkin sebaiknya tidak diucapkan. Meski umum digunakan, kata tersebut memiliki makna yang secara perlahan dapat merusak hubungan asmara Anda.

Menurut pakar hubungan, kata tersebut adalah "harus". Dalam hubungan asmara, kata "harus" cenderung dikaitkan dengan penilaian dan harapan yang tak adil.

"Harapan yang melekat pada 'keharusan' serringkali berakar pada keyakinan yang tak realistis, kebutuhan yang tak disuarakan, atau penilaian tentang bagaimana pasangan percaya bahwa orang lain harus berperilaku," jelas Natalie Finegood Goldberg, LMFT, dari Creating Change LA.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Alasan kata itu bermasalah

"Alasan mengapa ini bermasalah adalah karena ini setara dengan saling tuding, yang cenderung kritis, dan menimbulkan sikap defensif."

Goldberg mengatakan bahwa ketika Anda berkomunikasi dengan nada seperti ini, Anda membuat pasangan Anda merasa bahwa mereka bertanggung jawab atas perasaan Anda.

Menurut psikolog klinis Carla Manly, PhD, penulis Joy from Fear: Create the Life of Your Dreams by Making Fear Your Friend, kata "harus" juga membuat pasangan Anda merasa bahwa Anda kurang menghormati mereka.

"Sebuah hubungan cenderung berkembang ketika pasangan komunikatif dalam cara yang kooperatif dan tidak mempermalukan. Penggunaan kata 'harus' dapat membawa pasangan ke dalam dinamika hubungan yang tertutup," katanya.

Faktanya "harus" bukanlah satu-satunya kata yang bisa menyakiti pasangan Anda. Berikut beberapa kata lainnya yang dapat merusak sebuah hubungan asmara seperti dilansir dari Bestlife:

 

3 dari 7 halaman

1. Selalu

Pakar hubungan Jaime Bronstein, LCSW, menunjukkan bahwa "selalu" adalah mutlak — dan menggambarkan perilaku pasangan Anda dengan kata ini dapat merusak hubungan Anda dalam jangka panjang.

"Misalnya, Anda kesal karena pasangan Anda selalu meninggalkan pakaiannya di lantai. Anda berhak untuk marah," kata Bronstein.

"Tetapi kenyataannya adalah, kemungkinan besar, mereka tidak meninggalkan pakaian mereka di lantai setiap hari. Beri ruang pasangan Anda untuk mengacaukan sesekali dan tahu bahwa itu tidak berarti apa-apa tentang Anda."

 

4 dari 7 halaman

2. Tidak pernah

Mirip dengan "selalu", "tidak pernah" adalah hal ekstrem yang ingin Anda hindari. Ketika Anda memberi tahu pasangan Anda bahwa mereka "tidak pernah" melakukan sesuatu, itu "dapat mengurangi aspek positif dari perilaku seseorang," kata Brown.

"Karena absolut tidak akurat, mereka cenderung memicu jawaban defensif, yang kontraproduktif dengan resolusi konflik," sambungnya.

 

5 dari 7 halaman

3. Tapi

Saat pasangan Anda berbagi perasaan dengan Anda, menjawab dengan "ya, tapi…" sama sekali tidak efektif, kata Lynell Ross, pelatih hubungan bersertifikat dan direktur sumber daya untuk Test Prep Insight.

Ross mengatakan bahwa ketika Anda menggunakan "tetapi" seperti ini, "Anda meniadakan apa yang baru saja dikatakan pasangan Anda," membuat mereka merasa Anda tidak benar-benar mencoba untuk memahaminya atau, lebih buruk lagi, bahkan mendengarkan mereka sama sekali.

 

6 dari 7 halaman

4. Kamu

Ketika Anda sedang mengungkapkan perasaan Anda kepada pasangan, ini adalah satu kata yang harus dihindari. "Mengatakan hal-hal seperti, 'Kamu membuatku sangat marah', atau, 'Kamu menunda-nunda lagi,' memberi tahu pasanganmu bahwa kamu menyalahkan mereka atas perasaanmu," jelas Ross.

"Membingkai kalimat Anda dengan cara ini juga membuat pasangan Anda merasa diserang atau dihakimi."

 

7 dari 7 halaman

5. Butuh

Meskipun mengungkapkan kebutuhan Anda dalam suatu hubungan itu penting, kata ini masih bisa merepotkan karena cenderung melekat pada keinginan yang sebenarnya bukan kebutuhan, menurut Michelle Pargman, LMHC.

"Kata 'butuh' juga dapat membuat kita bertengkar secara tidak sengaja dengan orang yang paling kita sayangi. Ini karena ketika kita menggunakan kata tersebut, kita bersikukuh itu penting padahal sebenarnya tidak," kata Pargman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.