Sukses

Galon Air Sekali Pakai Bernilai Tinggi dan Mudah Didaur Ulang

Galon atau kemasan plastik sekali pakai bahan PET dengan kode daur ulang no.1 dapat segera di daur ulang dan menjadi bahan-bahan bermanfaat.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini publik, khusunya para pengguna jejaring sosial diramaikan dengan perbincangan mengenai galon sekali pakai yang tidak ramah lingkungan.

Bahkan, ada upaya penggiringan opini bahwa plastik bahan PET dari kemasan sekali pakai dengan plastik dengan kode daur ulang no.1 disamakan katagorinya dengan kantong plastik yang memang sulit prosesnya di daur ulang.

Padahal tidak benar, kenyataannya galon sekali pakai atau kemasan plastik sekali pakai dengan kode daur ulang no.1 dapat menumpuk sampah plastik.

Sebenarnya galon atau kemasan plastik sekali pakai bahan PET dengan kode daur ulang no.1 dapat segera di daur ulang dan menjadi bahan-bahan bermanfaat, di antaranya menjadi dakron bahan baku bantal, guling, kasur, bahan benang nilon dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi konsumen.

Sehingga proses circular economy yang digaungkan oleh Kementrian Lingkungan hidup dapat tercipta pada proses daur ulang ini.

Asosiasi Daur Ulang Palstik Indonesia (ADUPI) Christien Halim, mengatakan kehadiran galon air kemasan sekali pakai justru bisa menghemat pemakaian plastik.

“Contoh dengan satu galon bisa memuat 19 liter air. Jika digantikan dengan botol yang isinya 500ml, malah menambah jumlah sampah botol yang dipakai. Untuk perusahaan daur ulang plastik juga lebih mudah untuk di daur ulang. Ini justru ramah lingkungan," kata Christien dalam webinar LSM Sahabat Daur Ulang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Plastik Jenis PET Punya Nilai Ekonomis Tinggi dan Mudah Didaur Ulang

Sementara itu,  Dhora Elvira dari LSM Sahabat Daur Ulang, mengatakan bahwa sampah plastik yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mudah didaur ulang adalah plastik dari jenis PET.

"Plastik berbahan dasar PET (biasanya banyak digunakan di kemasan botol plastik air mineral) — hampir semua merek botol plastik air mineral. Kalau galon, kalau tidak salah Le Minerale galon sekali pakai yang menggunakan bahan PET dengan kode plastik daur ulang no.1," tandas Dhora.

Senada dengan Dhora, menurut Ketua Ikatan Pemulung Indonesia, Prispolly Lengkong, menjelaskan selama ini para pemulung memanfaatkan nilai ekonomis dari sampah yang mereka pungut.

"Plastik jenis PET merupakan primadona untuk para pemulung karena nilai ekonominya yang tinggi. Selain itu plastik jenis ini lebih mudah di dapatkan (selain di kawasan pariwisata, hotel dan resto)" kata Prispolly. 

3 dari 3 halaman

Sampah Plastik Lebih Baik Didaur Ulang dan Dimanfaatkan Kembali

Christine Halim menambahkan, di ADUPI sendiri sampah plastik yang memiliki nilai jual tinggi dan tinggi pula demand-nya adalah sampah plastik single layer atau satu lapisan jenis polipropilena, PE, HDPE, PET, dan materi selain plastik dengan kode no.7 (bahan kemasan polikarbonat, PC yang biasa digunakan di kemasan galon isi ulang).

Hal serupa diutarakan Dhora. Menurutnya, sampah plastik lebih baik jika dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Butuh waktu 450 - 1000 tahun untuk sampah dari botol plastik dapat terurai.

"Barang-barang plastik dapat terurai di tanah 1000 tahun lamanya, sedangkan kantong plastik 10 hingga 1000 tahun. Botol plastik dapat terurai di alam sekitar 450 tahun," lanjut Dhora.

Dari sudut pandang pemulung, galon plastik sekali pakai (dengan no kode plastik daur ulang no.1)  lebih menguntungkan pemulung. Nilai jualnya yang tinggi dan lebih cepat sampai ke tangan pemulung.

"Untuk galon air mineral yang diisi berulang-ulang, saya tidak sebut mereknya, tapi dari sisi pemulung tidak terlalu menguntungkan. Karena pemulung hanya bisa mendapatkan galon tersebut jika kondisinya sudah rusak. Artinya butuh waktu lama untuk sampai ke tangan pemulung, galon sekali pakai karena nilai ekonomisnya tinggi sudah pasti diambil oleh pemulung dan tidak mungkin adanya penumpukan plastik limbah, bahkan ketika kita buang didepan rumah sekalipun pasti ada yang mengambilnya," tambah Prispolly.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.