Sukses

Mengenal Rui Katsu, Terapi Menangis di Jepang yang Bisa Atasi Stres

Siapa yang menyangka menangis malah mendatangkan ladang uang bagi pria berumur 45 tahun ini.

Liputan6.com, Jepang - Menangis menjadi salah satu ekpresi lumrah yang menandakan seseorang tengah merasa sedih. Namun, siapa yang menyangka menangis malah mendatangkan ladang uang bagi pria berumur 45 tahun ini.

Mantan guru sekolah menengah Hidefumi Yoshida membuka praktik untuk membuat seseorang menangis. Hal ini bermula dari stigma yang keliru tentang pengertian dari tangisan yang membawa kebiasaan individu Jepang yang cenderung menutupi emosinya. 

Guru air mata atau dikenal dengan namida sensei, Hidefumi Yoshida melalui praktiknya mencoba mengubah persepsi dengan menggunakan teknik mengumpan air mata 'rui katsu'. Dari pancingan yang diberikan, tangisan yang keluar diyakininya sebagai cara untuk bersantai dan bisa melawan stres.

“Pekerjaan saya adalah membuat orang merasa segar melalui tangisan,” kata Yoshida baru-baru ini kepada BBC, Jumat (16/10/2020).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Popularitas Karirnya Sebagai Namida Sensei

Ketika Jepang mewajibkan program pemeriksaan tingkat stres untuk perusahaan yang memiliki lebih dari 50 karyawan, Yoshida langsung dibanjiri banyak permintaan dari perusahaan dan entitas lain untuk memberikan ceramah dan menggunakan rui-katsu untuk membantu orang menghilangkan stres.

Tepat pada 2015, tetesan air mata yang terus ditumpahkan membuka peluang kesuksesannya menjalani praktik itu. Dan selama hampir delapan tahun, Yoshida telah membuat hampir 50.000 orang meneteskan air mata dengan melalukan beragam aktivitas. 

"Saya menggunakan film, buku anak-anak, dan surat untuk membuat orang menangis. Menariknya, beberapa orang menangis hanya karena melihat pemandangan alam yang indah," tambahnya. 

 

3 dari 3 halaman

Manfaat Tangisannya

Melansir dari Japan Times, Jumat (16/10/2020), pria berusia 45 tahun ini mengungkapkan ekspresi menangis paling tepat dikeluarkan setiap seminggu sekali. Menurutnya, air mata merupakan praktik yang lebih efektif untuk mengurangi rasa stres daripada tertawa.

Dengan mengeluarkan air mata, Anda dapat merangsang aktivitas saraf parasimpatis, memperlambat detak jantung dan memiliki efek menenangkan pikiran. Banyaknya manfaat, membuat teknik umpan ini mendapat respons baik konsumen Yoshida.

“Saya terkejut menemukan diri saya dipenuhi dengan emosi dan menangis sampai-sampai menyakitkan. Setelah itu saya merasa segar, seolah-olah saya sedang mandi," kata peserta 'rui katsu'.

Tak lupa, Yoshida menambahkan bahwa tipe menangis terbaik dihasilkan dari emosional yang singkat, seperti menonton drama. Sementara itu, air mata yang disebabkan kesedihan akan memberikan konsekuensi negatif dan mungkin berlangsung dalam jangka waktu lama. 

Penulis:

Ignatia Ivani 

Universitas Multimedia Nusantara 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.