Sukses

Super Kreatif, Desainer Ini Ubah Seragam Sekolah Jadi Fashionable

Berkat desainer ini seragam sekolah murid Thailand tampil lebih bergaya.

Liputan6.com, Jakarta - Seragam menjadi salah satu atribut yang wajib dikenakan oleh siswa ketika melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sering kita temui seragam sekolah yang terkesan kaku dan kuno. Tak jarang, setelan serba rapi ini membuat murid-murid tidak nyaman dengan penampilannya.

Selain seragam, banyaknya peraturan lain yang diterapkan seperti jenis kaus kaki dan sepatu yang boleh dipakai serta gaya rambut yang layak untuk siswa. anak sekolahan. Peraturan-peraturan ini pun diadopsi selama bertahun-tahun di beberapa negara lain selain Indonesia.

Rupanya, sekumpulan murid Thailand memberanikan diri untuk merubah peraturan sekolah yang ketat dan membawa tampilan seragam mereka tampak lebih kekinian. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aksi Demonya

Untuk menyuarakan tuntutan tersebut, mereka melakukan aksi cukur rambut massal di depan umum. Hal ini juga ditujukan untuk menunjukkan kekecewaan sistem pendidikan negara yang kaku sekaligus mengekang pergerakan murid sekolah.

Mereka melakukan aksinya dengan dibalut pita putih yang diikatkan di rambut seakan-akan menggambarkan tekad kuat untuk membebaskan diri dari tradisi kuno yang telah lama mengikat.

Alhasil, pemberontakan yang dilakukan murid menengah Thailand ini dijuluki dengan "Siswa Buruk". Mereka juga mengangkat tiga jarinya sebagai simbol penghormatan dan keberanian yang diadaptasi dari film Hunger Games.

Rupanya aksi mereka berhasil dilirik oleh salah satu desainer muda, Tin Tunsopon yang memodifikasi seragam mereka sebagai bentuk dukungannya. 

3 dari 4 halaman

Filosofi Desain Kreasinya

Dibalik dukungannya, Tin ingin menyampaikan pesan bahwa tidak seharusnya peraturan dibuat untuk mengikat kebebasan seseorang.

"Dengan menciptakan kembali seragam ini dengan berbagai desain membuat orang dapat melihat bahwa kami seharusnya tidak lagi terikat pada seragam (tradisional) lagi," kata Tin, 23 tahun, kepada Reuters.

Berangkat dari filosofi tersebut, mahasiswa Universitas Bangkok ini mengkreasikan seragam dengan meninggalkan kesan kebebasan dan rasa percaya diri. Hal ini nampak pada setiap potongan yang melebar pada bagi pundak.

Pakaian berlabel 'pelanggar aturan' ini diluncurkan dengan menggandeng merek pakaian dalam Wacoal pada bulan Juni dengan harga mulai dari $ 100 hingga $ 475 untuk rok lipat panjang dengan pita besar.

 

4 dari 4 halaman

Rancangan Desainnya

Untuk tampil lebih menarik, Tin memadukan gaya seragam khas rok lipat dengan kemeja pelaut putih ala "Sailor Moon" minimalis untuk anak perempuan.

Sementara, seragam laki-laki tampak seperti biasa setelan serba putih, tetapi bagian kerah dikreasikan dengan ukuran besar dan kerutan lengan yang dibuat dari tali sepatu.

Berkat modifikasi yang diberikan, Tin memberikan merek pada pakaiannya 'Post-Thesis'. Hal ini dikarenakan pembuatannya bersamaan dengan proyek kelulusannya di Universitas pilihannya. 

 

Penulis 

Ignatia Ivani 

Universitas Mulmedia Nusantara 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.