Sukses

Intip Harga Vaksin Covid-19 yang Siap Diproduksi di Indonesia

Pemerintah siap mempercepat produksi vaksin Covid-19. Bila telah diproduksi massal, berapa kisaran harganya?

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 belum berakhir. Untuk itu, pemerintah terus berupaya menyediakan vaksin Covid-19 demi menyetop penyebaran Covid-19. Targetnya, tersedia sekitar 30 juta dosis pada kuartal IV 2020 ini.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai lembaga dunia untuk memproduksi vaksin Covid-19. Satu di antaranya menggandeng G42 Uni Emirat Arab.

Negara Timur Tengah tersebut bermitra dengan Kimia Farma. Dengan komitmen menyediakan 10 juta dosis vaksin untuk akhir 2020.

"Kemudian kita melalui G42 telah melakukan juga kerja sama untuk mendapatkan akses. Saat sekarang sedang melakukan clinical trial di UAE. Akses vaksin kita 60-110 juta (secara keseluruhan)," ucap Airlangga dalam sesi telekonferensi, Selasa 15 September 2020.

Airlangga menambahkan, pemerintah juga menjalin kerja sama dengan Sinovac Biotech, AstraZeneca, Gavi, dan CEPI untuk mempabrikasi vaksin corona. Ia pun memperkirakan varian harga dari bermacam dosis vaksin tersebut.

"Melalui Gavi dan CEPI ini harga daripada vaksin diperkirakan akan lebih rendah, sekiar USD 3-5. Sedangkan Sinovac itu antara USD 10-20," dia memaparkan.

Bila dirupiahkan, dengan nilai tukar rupiah sekarang 14.870 per dolar AS (JISDOR), maka untuk harga vaksin Covid-19 termurah di Rp 44.610. Hingga termahal dari Sinovac mencapai Rp 297.400.

Video Pilihan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Vaksin Merah Putih

Tak hanya itu. Airlangga menjelaskan, pemerintah juga berinisiatif memproduksi vaksin Covid-19 buatan anak bangsa, yakni vaksin merah putih. Rencananya, vaksin itu bakal disediakan memasuki kuartal III 2021 mendatang.

Airlangga pun mengingatkan, proses vaksinasi tidak serta-merta akan sukses dilaksanakan dalam satu kali. Sebab, ada beberapa jenis vaksin yang harus disuntikkan beberapa kali guna memberikan kekebalan tubuh terhadap virus corona.

"Ini berbagai vaksin memang jenis imunisasinya berbeda, ada yang satu kali dan dua kali. Sinovac tampaknya dua kali. Kemudian ada yang diperkirakan satu kali. Sehingga akan berbeda metode dan harganya," ujarnya.

3 dari 5 halaman

Warga Mampu Tak Dapat Vaksin Covid-19 Gratis

Pemerintah tengah gencar melakukan langkah percepatan penanganan wabah Covid-19. Salah satunya dengan percepatan pemenuhan kebutuhan vaksin Covid-19.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir menyatakan, pihaknya terus menjajaki peluang kerja sama dengan berbagai lembaga kesehatan dan perusahaan farmasi internasional. Hal ini dilakukan agar kebutuhan vaksin nasional tercukupi.

"Yang seperti tadi dilaporkan ke Pak Presiden, bahwa selain kita terus melakukan pendekatan dengan AstraZeneca, CanSino, Pfizer, kita terus melakukan kerja sama dengan CEPI (Coalition for Epidemic Prepareness Inovation) dan GAVI (Global Alliance for Vaccines and Immunization)," kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin 14 September 2020.

Erick juga menjelaskan, ada dua skema vaksinasi massal yang rencananya dimulai awal tahun depan, yaitu gratis dan berbayar. Skema gratis diberikan kepada masyarakat yang terdaftar di BPJS Kesehatan. Sedangkan skema berbayar ditujukan untuk masyarakat yang lebih mampu secara finansial.

"Ini menjadi bagian yang diutamakan dalam periode beberapa bulan ke depan untuk vaksinisasi," katanya.

4 dari 5 halaman

Kerja Sama Pengadaan Vaksin

Sebelumnya, Indonesia telah melakukan kerja sama dengan perusahaan farmasi luar negeri. Seperti kerja sama PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech dari Tiongkok.

Sinovac disebutkan telah berkomitmen untuk menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini, jika uji klinis tahap 3 yang sedang dilakukan berjalan lancar. Sementara untuk tahun depan, akan diproduksi lagi 250 juta dosis untuk Indonesia.

Kemudian, PT Kimia Farma juga telah bekerja sama dengan Grup 42 (G42) dari Uni Emirat Arab (UEA) dan memperoleh kesepakatan 10 juta dosis vaksin pada akhir tahun 2020. Untuk tahun 2021, jumlahnya ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis.

"Insya Allah, di akhir tahun ini ada 30 juta (dosis) dan di tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," kata Erick beberapa waktu silam.

5 dari 5 halaman

Infografis Pilihan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.