Sukses

Tidur dengan Lampu Menyala Buruk Bagi Kesehatan? Ini 5 Faktanya

Apakah kebiasaan anda tidur dengan lampu menyala justru berbahaya menuju kesehatan yang buruk.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai seorang anak, Anda mungkin ingat pernah mendengar "lampu padam" sebagai cara untuk memberi tahu Anda bahwa sudah waktunya tidur. Namun, mematikan lampu pada waktu tidur menjadi pengantar tidur yang umum. Faktanya, keputusan untuk mematikan lampu atau membiarkannya menyala dapat memengaruhi kesehatan Anda.

Namun masalahnya terletak di luar lampu dan lampu langit-langit. Cahaya mengelilingi kita dari berbagai sumber, termasuk lampu jalan, televisi, dan cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat elektronik kita, seperti ponsel, komputer, dan tablet.

Tidur dengan lampu menyala dianggap merugikan untuk mendapatkan istirahat malam yang baik. Selanjutnya, kurang tidur yang berkualitas dapat menyebabkan berbagai konsekuensi kesehatan.

Jika Anda mempertimbangkan untuk membiarkan lampu menyala sebelum tidur, pertimbangkan akibat berikut ini. Berikut ulasannya dilansir dari healthline.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Efek samping tidur dengan lampu menyala

Paparan dari cahaya lampu saat tidur membuat otak sulit untuk tidur lebih nyenyak. Semakin nyenyak yang Anda dapatkan di malam hari, semakin banyak aktivitas otak yang memungkinkan untuk tidur lebih dalam akan terpengaruh secara negatif.

Selain itu juga kondisi yang secara langsung memengaruhi otak Anda, kurang tidur yang nyenyak karena paparan cahaya juga dikaitkan dengan efek samping berikut.

3 dari 7 halaman

2. Depresi

Tidur dengan lampu menyala dikaitkan dengan depresi. Cahaya biru dari perangkat elektronik mungkin memiliki efek terburuk pada suasana hati Anda.

Kurang tidur juga bisa menyebabkan kemurungan dan mudah tersinggung. Selain itu, anak-anak yang kurang tidur kemungkinan akan jadi lebih hiperaktif.

4 dari 7 halaman

3. Kegemukan

Satu studi Trusted Source pada wanita menemukan bahwa obesitas lebih umum terjadi pada mereka yang tidur dengan televisi atau lampu menyala.

Peserta studi juga 17 persen lebih mungkin untuk mendapatkan sekitar 11 pound dalam 1 tahun. Lampu di luar ruangan ditemukan faktor yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan sumber cahaya di dalam kamar tidur.

Salah satu faktor kurangnya obesitas yang disebabkan oleh tidur adalah asupan makanan. Studi Trusted Source telah menunjukkan bahwa jika semakin sedikit waktu tidur Anda, akan semakin banyak makanan yang dimakan pada keesokan harinya.

Ini juga dapat memengaruhi waktu makan Anda, makan larut malam juga dapat berdampak pada penambahan berat badan.

5 dari 7 halaman

4. Kecelakaan

Tidak mendapatkan tidur yang cukup berkualitas membuat kewaspadaan atau fokus anda menjadi berkurang pada keesokan harinya.

Ini juga bisa sangat berbahaya jika Anda sedang mengendarai mobil atau jenis kendaraan lainnya, termasuk orang dewasa yang lebih tua mungkin juga lebih rentan terkena kecelakaan.

6 dari 7 halaman

5. Meningkatnya risiko penyakit kronis

Jika cahaya terus mengganggu tidur Anda dalam jangka panjang, Anda dapat meningkatkan risiko penyakit kronis tertentu, baik Anda mengalami obesitas atau tidak. Ini termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.

7 dari 7 halaman

Apakah ada manfaat tidur dengan lampu menyala?

Tidur dengan lampu menyala mungkin bermanfaat jika Anda mencoba untuk tidur sebentar di siang hari dan tidak ingin tidur nyenyak. Namun, teknik ini masih belum mendukung kualitas tidur. Lampu malam dan sumber cahaya lain mungkin berguna untuk anak kecil yang mungkin takut gelap.

Seiring dengan bertambahnya usia anak-anak, penting untuk mulai meninggalkan sumber cahaya di malam hari agar mereka dapat tidur nyenyak. Secara keseluruhan, risiko tidur dengan lampu menyala lebih besar daripada manfaat yang mungkin didapat. Efek cahaya pada siklus tidur-bangun

Meskipun sepertinya Anda tidak punya waktu untuk banyak tidur, tidur yang cukup - dan kualitas yang tepat akan menentukan kesehatan Anda, baik dalam jangka pendek maupun di masa depan.

Paparan cahaya sebelum atau selama waktu tidur dapat membuat Anda sulit tertidur karena otak tidak akan menghasilkan cukup melatonin yang memicu tidur.

Bahkan jika Anda berhasil tertidur dengan lampu menyala di kamar tidur Anda, Anda mungkin tidak mendapatkan cukup tidur rapid eye movement (REM). Tahap tidur lainnya adalah non-REM, yang meliputi tidur ringan dan tidur nyenyak.

Oleh karena itu, inilah waktunya untuk mulai tidur dengan lampu mati. Jika Anda atau pasangan mengalami kesulitan untuk tidur dalam kegelapan, secara bertahap lanjutkan dengan langkah-langkah di atas.

Jika Anda masih merasa belum cukup tidur, temui dokter untuk mengesampingkan masalah lain, seperti sleep apnea atau insomnia.

Penulis

Fayola Gishlaine

Universitas Multimedia Nusantara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.