Sukses

Jangan Makan Membabi Buta Saat Anda Marah atau Cemas, Ini Efeknya Bagi Tubuh

Bila Anda terbiasa melampiaskan kemarahan dengan makan, ada baiknya memikirkan hal tersebut lagi.

Liputan6.com, Jakarta Saat Anda marah atau stres, tubuh Anda bereaksi terhadapnya dengan mengaktifkan respons stres "lawan dan lari" dari sistem saraf simpatik Anda. Ini mengarah pada peningkatan kadar kortisol, bisa membuat Anda merasa jengkel, impulsif, dan bahkan mulai makan secara emosional.

Makan secara emosional atau terlalu banyak mengonsumsi makanan tidak sehat adalah hal yang biasa terjadi saat Anda marah. Sayangnya, ini tak memuaskan kebutuhan fisik Anda. Itu hanya membantu menenangkan Anda secara mental dan bukanlah praktik makan yang sehat.

Kita tak benar-benar berpikir jernih ketika marah dan untuk alasan yang sama, Anda harus menahan diri melakukan kegiatan tertentu saat marah; itu termasuk makan. Pelatih gaya hidup Luke Coutinho menjelaskan efek buruk makan makanan saat Anda marah.

Melansir dari Bestlifeonline, berikut ini penjelasannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Alasannya

Saat Anda marah, kesal, atau merasa cemas, itu berdampak pada keseluruhan sistem internal tubuh.

"Tubuh Anda tak dirancang untuk mencerna dan menyerap makanan saat sedang stres," ujar Luke.

Tubuh Anda memiliki dua sistem saraf: Simpatis dan Parasimpatis. Keduanya berfungsi secara berbeda.

Saat Anda marah, sistem saraf simpatik menjadi aktif dan akibatnya proses pencernaan terhenti. Karenanya tekanan, gula darah, dan kadar kolestrol pun meningkat. Ini membuat tubuh sulit mencerna makanan dan menyerap nutrisinya.

Namun, saat Anda tenang, sistem saraf parasimpatis lah yang bekerja. Kadar kortisol dan tekanan darah menurun, sehingga tubuh kita dapat mencerna dan menyerap makanan dengan mudah.

 

3 dari 5 halaman

Komplikasi yang dapat terjadi

Luke mengatakan bahwa makan saat Anda marah dapat menyebabkan komplikasi terkait perut seperti kembung, refluks asam, dan diare. Gejalanya bisa lebih buruk bagi yang menderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) dan Radang Usus Besar (kolitis).

"Anda tak memiliki jenis bakteri yang tepat untuk memecah makanan yang Anda makan bahkan menelan menjadi sulit karena kontraksi otot. Tubuh kita tidak akan bisa mencerna makanan dan menyerap nutrisi," tambahnya.

 

4 dari 5 halaman

Alasan-alasan untuk tidak makan saat marah

Alasan lain untuk menghindarinya adalah karena Anda lebih cenderung makan berlebihan. Usus dan otak Anda berkomunikasi satu sama lain sepanjang waktu.

Tapi saat marah, komunikasi terhalang. Jadi, otak tak mendapat sinyal dari usus saat perut sudah kenyang.

Alasan penting lainnya adalah penghalang usus kita, yang mencegah bakteri usus memasuki aliran darah menjadi lemah. Karena itu, bakteri masuk ke aliran darah dan menyebabkan komplikasi kesehatan seperti kondisi autoimun, diare, dan radang usus besar.

 

5 dari 5 halaman

Yang dapat Anda lakukan

Makan saat marah tak baik untuk siapa pun, terutama bagi orang yang menderita komplikasi terkait perut. Jika Anda kesal dengan sesuatu, luangkan waktu untuk menenangkan diri; rileks sejenak dan tarik napas dalam-dalam.

Saat Anda sudah tenang, maka makanlah. Kunyah makanan Anda dengan benar untuk menghindari masalah terkait perut. Luke juga menyarankan untuk tak melakukan tugas berat setelah makan.

"Saat Anda makan, tekanan darah melonjak. Karenanya, disarankan untuk rileks setelah makan dan menghindari olahraga dan mandi," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.