Sukses

Simak Niat Puasa Arafah, Keutamaan dan Amalannya Jelang Idul Adha 2020

Puasa Arafah dikerjakan pada Hari Arafah, yakni hari ke-9 bulan Zulhijah dalam kalender Hijriah. Simak niat Puasa Arafah, keutamaan dan amalannya.

Liputan6.com, Jakarta - Niat Puasa Arafah dan keutamaannya perlu dipahami agar kaum muslim tak merugi. Sebab, Puasa Arafah ini memiliki keutamaan yang begitu luar biasa, sehingga termasuk ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan atau sunah muakkad.

Puasa Arafah dikerjakan pada Hari Arafah, yaitu pada hari ke-9 bulan Zulhijah dalam kalender Hijriah. Hari itu bertepatan dengan hari ke-2 dalam rangkaian ritual ibadah haji.

Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan Idul Adha pada 10 Zulhijah 1441 Hijriah bertepatan dengan Jumat (31/7/2020). Dengan demikian, Puasa Arafah di Indonesia mulai dilaksanakan pada Kamis (30/7/2020).

Puasa Arafah dengan niat saat sahur dan berbuka puasa saat matahari terbenam. Waktu Imsak untuk wilayah Jakarta pada Kamis (30/7/2020) pukul 04.35 WIB, Subuh pukul 04.45 WIB, dan Magrib pukul 17.58 WIB.

Puasa Arafah bertepatan ketika jemaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi. Hari itu bertepatan dengan hari ke-2 dalam rangkaian ibadah haji. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kamu yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Niat Puasa Arafah dan keutamaannya tentunya akan sangat rugi jika dilewatkan. Puasa sunah yang ditunaikan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha ini pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan ibadah puasa pada umumnya. Perbedaanya hanyalah terletak pada niat puasa.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/7/2020), ihwal niat Puasa Arafah dan keutamaannya.

Video Pilihan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Niat dan Tata Cara Puasa Arafah

Seperti puasa pada umumnya, Anda bisa melafalkan niat Puasa Arafah di malam hari sebelum menjalankan ibadah puasa ini. Anda bisa melafalkan niat Puasa Arafah setelah Salat Isya ataupun sebelum tidur. Namun, berhubung puasa ini bukanlah puasa wajib, maka Anda tetap diperbolehkan mengucapkan niat tersebut di siang hari. Tentunya dengan catatan Anda belum sempat makan atau minum sepanjang hari.

Sedangkan terkait tata cara Puasa Arafah, secara umum pelaksanaannya sama dengan puasa pada umumnya. Rukunnya pun tidak beda dengan puasa sunah lainnya. Puasa ini dimulai dengan niat, dan tetap disunahkan untuk makan sahur sebelumnya. Setelah terbit fajar, maka seseorang sudah diharuskan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa hingga waktu maghrib tiba.

Dalam pembacaan niat Puasa Arafah, berbeda jika Anda melafalkan niatnya pada malam hari sebelum berpuasa dengan saat melafalkannya pada siang hari setelah melaksanakan puasa.

3 dari 4 halaman

Niat Puasa Arafah

Anda bisa melafalkan niat Puasa Arafah pada malam hari sebelum berpuasa maupun pada siang hari. Berikut lafal niat puasa arafah di malam hari sebelum berpuasa dan siang hari:

Lafal niat puasa Arafah di malam hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Lafal niat puasa Arafah di siang hari:

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Itulah niat Puasa Arafah pada malam hari sebelum berpuasa dan siang hari saat sudah berpuasa. Jadi, jika Anda lupa melafalkan niat di malam hari, Anda tidak perlu khawatir karena Anda masih bisa melafalkannya di siang hari saat berpuasa. Tentunya dengan catatan Anda belum makan dari waktu subuh.

4 dari 4 halaman

Keutamaan Puasa Arafah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keutamaan Puasa Arafah ini sangat besar, sehingga termasuk ke dalam puasa sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakkad). Bagaimana tidak, hanya dengan berpuasa selama 1 hari saja, dosa kamu selama dua tahun, yaitu satu tahun sebelum, dan satu tahun yang akan datang akan dihapuskan.

Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Muslim:

"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim).

Tidak hanya Puasa Arafah, pada bulan Zulhijah ini kamu juga bisa melaksanakan berbagai amalan puasa lainnya, yaitu pausa Zulhijah. Puasa Zulhijah ini dilaksanakan di awal Bulan Zulhijah, yaitu dari hari pertama hingga hari ke-8, yang dilanjutkan dengan hari ke-9 yaitu Puasa Arafah.

Sedangkan pada Bulan Zuhijah, kamu dilarang untuk berpuasa pada tanggal 10 Zulhijah, yaitu pada Hari Raya Idul Adha. Selain itu, berpuasa pada tanggal 10, 12, dan 13 Zulhijah juga dilarang karena merupakan Hari Tasyrik. Hari tasyrik merupakan salah satu hari di mana umat Islam dilarang berpuasa karena pada hari tasyrik adalah hari untuk makan dan minum (HR. Thabrani).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.