Sukses

Anak dengan Nilai Rendah di Sekolah Cenderung Lebih Sukses, Ini Alasannya

Ini alasan mengapa siswa yang pada masa sekolah terkesan tidak mendapat nilai baik di sekolah sering menjadi jauh lebih sukses.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak individu menganggap bahwa kesuksesan seseorang didukung dari tingkat IQ dan kecerdasan otak. Tak heran jika banyak orangtua sejak dini menanamkan kepada buah hatinya kalau nilai sekolah sangat penting untuk menunjang kesuksesan.

Namun nyatanya, sangat sering nilai sekolah dianggap tidak penting sama sekali. 

Tentu kamu sering mendengar seorang anak yang tidak berprestasi di sekolah berakhir sukses ketika dewasa, bukan?

Bright Side telah berkonsultasi dengan psikolog dan mencoba menjawab pertanyaan mengapa siswa yang pada masa sekolah terkesan tidak mendapat nilai baik di sekolah sering menjadi jauh lebih sukses, seperti dikutip Selasa (14/7/2020):

1. Mereka Tidak Berusaha Terlihat Baik

Untuk siswa yang terkesan rajin di sekolah seringkali membuat kesan yang baik pada guru mereka. Inilah sebabnya mereka mencoba untuk aktif, bahkan ketika mereka tidak tertarik pada suatu subjek.

Dan siswa yang sebaliknya tidak mencoba mengesankan siapa pun. Meskipun mereka menghormati guru, mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan.

Sangat sering, orang tetap berpegang pada model perilaku ini dalam komunikasi mereka dengan bos mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Mereka Siap Mengambil Risiko

Orang-orang yang tidak sangat sukses di sekolah harus beradaptasi dengan situasi setiap saat. Mereka membiarkan diri mereka bermimpi dan tidak hidup sesuai dengan rencana orang tua mereka.

Mereka sekarang menangani kesalahan mereka dengan lebih baik. Jika mereka ingin keluar dari perguruan tinggi, berganti pekerjaan, atau pindah ke negara lain, mereka akan melakukannya.

Mereka mendengarkan diri mereka sendiri dan apa yang mereka inginkan.

3 dari 6 halaman

3. Mereka Tidak Peduli dengan Nilai

Bagi banyak siswa yang baik, nilai mereka adalah tanda keberhasilan: jika mereka memiliki nilai bagus, itu berarti mereka mencapai sesuatu.

Namun, semua nilai bersifat subyektif dan mereka tidak hanya bergantung pada kualitas pengetahuan, tetapi juga pada faktor-faktor lain, seperti guru dan suasana hati mereka.

Siswa yang terkesan malas tidak perlu nilai untuk membuktikan mereka berhasil. Saat mengejar tujuan mereka, mereka tidak mencari penghargaan dari orang lain, mereka lebih peduli tentang seberapa puas mereka dengan apa yang telah mereka lakukan.

4 dari 6 halaman

4. Membiarkan Diri Mereka Tidak Sempurna

Beberapa orang berpegang pada aturan: "Saya melakukan ini dengan sempurna atau saya tidak melakukannya sama sekali." Hidup seperti ini sangat sulit, karena menjadi sukses di setiap bidang sama sekali tidak mungkin.

Orang-orang akan menghabiskan waktu bertahun-tahun di pekerjaan untuk berusaha bekerja lebih keras dan lebih keras.

Berikut ini sebuah contoh: "Saya pergi ke sekolah seni dan ada seorang anak lelaki di sana. Dia cukup bagus, tetapi dia tidak melakukan pekerjaan yang sangat baik di sekolah menengah. Tapi itu tidak menghentikannya untuk menjadi salah satu seniman grafiti terbaik di negeri ini. Sekarang, dia bekerja dengan orang-orang dari seluruh dunia."

5 dari 6 halaman

5. Mereka Memiliki Hal-Hal Lain untuk Dilakukan di Luar PR

Siswa nakal menghabiskan waktu luang mereka seperti yang mereka inginkan: mereka membaca, bermain olahraga, bermain musik, menari, atau bermain dengan anak-anak lain.

Menurut para psikolog, siswa yang tidak melakukan aktivitas luar sering mengalami kesulitan untuk bersantai karena mereka selalu tegang tidak hanya secara mental, tetapi juga secara psikologis.

Sayangnya, masalah ini tetap ada pada mereka bahkan ketika mereka tumbuh dewasa: mereka sering merasa cemas karena mereka takut tidak memenuhi harapan orang lain.

6 dari 6 halaman

6. Mereka Tidak Melakukan Semuanya Sendiri

Banyak siswa yang baik berpegang pada aturan: "Jika Anda ingin sesuatu dilakukan, lakukan sendiri."

Ini karena mereka terbiasa berada di sana 100 persen dan mengendalikan semuanya sendiri. Pada saat yang sama, siswa yang buruk menggunakan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dalam kehidupan orang dewasa, orang-orang juga berpegang teguh pada pola-pola ini: sementara beberapa melelahkan diri mereka sendiri dengan melakukan lebih dari yang dapat mereka lakukan secara realistis, yang lain mendelegasikan tugas mereka kepada orang yang berbeda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.