Sukses

Eksperimen Insinyur NASA Ini Tunjukkan Betapa Cepatnya Kuman Menyebar

Seorang Youtuber dan mantan insinyur NASA membuat eksperimen yang menunjukkan betapa cepatnya kuman menyebar

Liputan6.com, Jakarta - Kuman, bakteri, virus adalah musuh paling tersembunyi dan paling tak terlihat. Yang menakutkan adalah, mereka ada dapat berpindah hanya karena kita tak dapat mengendalikan diri untuk menyentuh sesuatu, terutama wajah.

Melansir dari Bored Panda, mantan insinyur NASA yang kini telah menjadi Youtuber Mark Rober, baru-baru ini merilis video yang secara visual menunjukkan betapa mudahnya kuman menyebar tanpa kita sadari. Video tersebut juga menunjukkan pentingnya sering mencuci tangan, terutama dengan pandemi virus Corona saat ini.

Karena kuman, bakteri, dan virus terlalu kecil untuk kita lihat hanya dengan mata, sulit bagi sebagian kita untuk memahami bagaimana mereka benar-benar menyebar. Nah, Mark Rober menemukan cara yang sangat berguna untuk membantu orang memvisualisasikan ini menggunakan Glo Germ.

 

Glo Germ merupakan bubuk yang dapat bercahaya jika terkena sinar ultraviolet. Rober melakukan percobaan di sebuah sekolah dengan menggunakan bubuk Glo Germ.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Selanjutnya

Eksperimennya pun terbilang sangat sederhana. Ia meminta seorang guru kelas kenalannya menempelkan tangannya ke bubuk Glo Germ kemudian menjabat tangan tiga siswa.

Sang guru menahan diri untuk tidak menyentuh wajahnya karena dia tahu konsekuensinya. Sementara siswa-siswa yang ia jabat tangannya tak mengetahui hal tersebut.

 

 

3 dari 7 halaman

Selanjutnya

Di sisi lain, ia meminta satu orang siswa lain untuk menepuk bubuk Glo Germ itu di tangannya saat istirahat. Setelah beberapa jam, Rober masuk ke dalam kelas untuk melihat hasil eksperimen mereka.

Apa yang awalnya hanya dari satu orang guru dan satu orang siswa, menyebar ke banyak tempat. Kebanyakan siswa di kelas tersebut memiliki bekas bubuk bercahaya di tubuh mereka. Glo Germ juga terlihat menempek di meja-meja siswa dan benda-benda lainnya di kelas seperti ponsel, tempat minum, tempat sampah, bahkan lemari.

 

 

4 dari 7 halaman

Selanjutnya

Menurut Rober, kuman dapat bertahan di permukaan benda selama sembilan jam. Padahal rata-rata manusia menyentuh wajahnya hingga 16 kali dalam satu jam. Bayangkan bagaimana penyebarannya.

Selain itu, Rober juga memeriksa seberapa baik para siswa mencuci tangan dengan lotion Glo Germ. Ia meminta para siswa mencuci tangan mereka kemudian menemukan bahwa punggung tangan dan kuku adalah area yang paling tidak bersih apabila mencuci tangan dengan asal-asalan selama kurang dari 20 detik.

 

 

5 dari 7 halaman

Selanjutnya

Eksperimen terakhirnya di kelas melibatkan berjabat tangan. Sebanyak 9 orang siswa berbaris di mana siswa pertama memiliki bubuk Glo Germ di tangannya. Dia kemudian diminta untuk menjabat tangan siswa kedua yang akan melanjutkannya dengan menjabat tangan siswa ketiga, dan seterusnya.

Ternyata, satu tangan yang terkontaminasi dapat memperpanjang penularan hingga total 7 orang. Siswa terakhir di barisan tidak memiliki bekas bubuk Glo Germ di tangannya.

6 dari 7 halaman

Selanjutnya

Rober juga memutuskan untuk bereksperimen dengan bubuk Glo Germ pada dirinya sendiri. Ia menempelkan bubuk Glo Germ pada tangannya kemudian melakukan beberapa pekerjaan di komputer sambil berjuang untuk tak menyentung wajahnya.

Hasilnya, bahkan meski ia begitu keras berusaha, bubuk Glo Germ dapat ditemukan pada pipi kanannya, sedikit di bawah hidung, serta dagu.

 

7 dari 7 halaman

Selanjutnya

Netizen menyambut positif eksperimen Rober. Menurut mereka, bubuk bercahaya tersebut memang mudah digunakan untuk menunjukkan betapa pentingnya mencuci tangan dengan baik dan benar.

"Aku menggunakan Glow Germ selama bertahun-tahun saat mengajarkan cara mencuci tangan. Menakjubkan melihat betapa buruknya cara mencuci tangan seseorang. Kebanyakan orang mencuci tangan asal-asalan. Kamu harus menggosoknya juga, terlebih bagian kuku," tulis Marc Shaffer.

"Lucu rasanya baru sekarang orang-orang baru menemukan bahwa mencuci tangan adalah kebiasaan yang baik," tulis Stuart Reeve.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini