Sukses

Dampak Panic Buying, Perawat Ini Menangis Kehabisan Bahan Makanan

Perawat ini tak kuat menahan tangisnya ketika tahu bahwa semua persediaan makanan yang hendak dibelinya habis.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah mewabahnya pandemi Covid-19, banyak warga yang melakukan panic buying. Mereka beramai-ramai membeli masker serta cairan pencuci tangan hingga persediaannya kian menipis.

Namun, tak hanya perlengkapan kesehatan, mereka juga memborong bahan makanan dan membelinya dalam jumlah banyak. Tak heran banyak toko yang kehabisan persediaan produk.

Nampaknya panic buying bisa berdampak buruk bagi sebagian orang. Hal ini seperti yang dialami seorang perawat asal Inggris, bernama Dawn Bilbrough.

Dawn yang tak memiliki banyak waktu untuk membeli bahan makanan tak kuat menahan tangisnya ketika tahu bahwa semua persediaan makanan yang hendak dibelinya habis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Menangis

Melalui sebuah video yang diunggahnya di Facebook, Dawn mengungkapkan dirinya tak bisa membeli buah dan sayuran lantaran telah habis tak tersisa.

"Aku adalah suster perawatan kritis. Aku baru selesai kerja selama 48 jam dan aku hanya ingin membeli beberapa barang untuk 48 jam ke depan. Tapi ternyata tidak ada buah, tidak ada sayuran. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa tetap sehat," ungkapnya sambil menangis.

3 dari 5 halaman

Mengimbau orang-orang untuk menghentikan panic buying

Dawn pun memohon kepada orang-orang untuk tak melakkan panic buying. Pasalnya ada banyak orang yang tak memiliki banyak waktu seperti mereka juga membutuhkan makanan tersebut.

"Kalian yang hanya memborong makanan pokok, kalian harus menghentikannya. Karena ada orang-orang sepertiku, yang akan merawat kalian ketika di kondisi terparah... Tolong hentikan," ucapnya memohon.

 

4 dari 5 halaman

Videonya

5 dari 5 halaman

Tips cegah panic buying

Isu panic buying saat ini memang banyak diperbincangkan, namun ada baiknya kita menghindari hal tersebut. Ketua Pusat Krisis Universitas Indonesia (UI) Dicky Palupessy menyampaikan, dorongan panic buying didasari oleh kepanikan dan kecemasan yang merupakan respons atas pandemi virus corona Covid-19.

"Maka salah satu hal yang bisa dilakukan adalah membuat pikiran kita tetap berada di atas tingkat kecemasan kita. Rasionalitas kita diangkat di atas kecemasan kita, berdasarkan informasi yang benar," tutur Dicky di Kantor Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (22/3/2020).

"Membeli secara rasional tipsnya cerdas belanja. Belilah keperluan yang sangat dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk orang atau keluarga sesuai kemampuan," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini