Sukses

Percuma, 6 Permintaan Maaf Seperti Ini Justru Merusak Hubunganmu

Meminta maaf itu ada caranya, jangan sembarangan deh.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah hubungan, pertengkaran adalah hal yang wajar terjadi. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan meminta maaf. Namun, sebagian orang masih sulit untuk mengucapkan kata maaf, terutama ketika dia tak merasa bersalah. Ada juga yang sudah melakukannya, tetapi dengan cara yang tidak tepat. Kalau terus dibiarkan, hal ini bisa merusak masa depan hubunganmu, lho.

Manusia cenderung terhubung dengan pembelaan diri. Namun, meminta maaf efektif membuat hubungan menjadi baik. Membuat pihak yang terluka merasa terhibur, aman, serta mengembalikan koneksi dan kepercayaan. Sebaliknya, permintaan maaf yang buruk akan berdampak buruk juga. Lalu, permintaan maaf seperti apa yang harus dihindari?

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

“Aku minta maaf jika kamu merasa seperti itu”

Ucapan maaf seperti ini terlihat menghindari tanggung jawab. Permintaan maaf seperti ini hanya berfokus pada respons pasanganmu, bukan pada kesalahanmu.

3 dari 7 halaman

“Aku minta maaf untuk … tapi ….”

Mengucapkan maaf seperti ini seakan berpura-pura tanggung jawab, tetapi sebenarnya menyalahkan orang lain atas kesalahan rasa sakit yang terjadi karena terdapat kata “tapi.” Kata “tapi” selalu mengimplikasikan kritik, rasionalisasi, atau berdalih. Tidak peduli kalimat setelahnya benar, tetapi kata tersebut justru membuat permintaan maafmu menjadi salah.

4 dari 7 halaman

“Aku minta maaf untuk segala hal yang aku lakukan”

Kalimat seperti ini dapat diartikan dengan sebuah kekosongan. Menggunakan kalimat ini, kamu tidak mengakui apa yang telah dilakukan, mengelak tanggung jawab, dan mendesak pasanganmu untuk segera memaafkanmu. Lebih baik, kamu menahannya permintaan maaf tersebut sampai ia mengetahui apa kesalahannya dan apa alasan ia meminta maaf.

5 dari 7 halaman

“Maafkan aku, kamu mau kan memaafkan aku? Aku sangat bodoh, aku ngga akan mengulanginya lagi”

Permintaan maaf seperti ini dianggap terlalu berlebihan. Hal ini justru mengungkapkan kalau kamu merasa terganggu. Namun, lebih dari itu kamu memaksa pasanganmu untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit pasangan dan permintaan maafmu sehingga seakan-akan ini tentang perasaanmu.

6 dari 7 halaman

“Aku minta maaf atas kesalahanku, aku sungguh membuatmu kecewa”

Meminta maaf dengan kalimat seperti ini dianggap lebih buruk daripada tidak melakukan permintaan maaf. Kalimat ini terlihat membingungkan karena kamu berusaha menghibur pasangan dan seolah menghilangkan rasa sakit yang pasangan alami.

7 dari 7 halaman

“Aku sudah minta maaf”

Ketika melakukan kesalahan besar, permintaan maaf sekali saja tidak akan cukup. Perasaan yang terluka serius, seperti sebuah pengkhianatan membutuhkan banyak komunikasi. Permintaan maaf takkan ada artinya ketika kamu belum mendengarkan kemarahan dan rasa sakit pasangan dengan penuh perhatian.

Lalu, seperti apa permintaan maaf yang baik? Ucapkanlah secara jelas dan arahkan tanggung jawabmu langsung kepada kesalahan yang kamu perbuat tanpa mengungkit kesalahan pasangan juga. Hindari kata “jika” dan “tapi.” Kamu bisa langsung ucapkan “aku minta maaf” dengan menawarkan perubahan dan takkan mengulangi kesalahan yang sama.

 

Penulis : Ulya Kaltsum 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.