Sukses

Hari HAM Sedunia, 4 Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia Ini Tak Kunjung Dituntaskan

Beberapa kasus HAM berat belum tuntas hingga saat ini.

Liputan6.com, Jakarta Setiap manusia di bumi memiliki hak asasi manusia, yaitu memiliki kedudukan, perlakukan, dan kewajiban yang sama. Hak asasi hadir sebagai penghormatan terhadap setiap individu. Hak Asasi Manusia melekat pada setiap orang yang wajib dilindungi dan hormati oleh setiap orang demi menjaga kehormatan dan melindungi harkat dan martabat seseorang.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 10 Desember sebagai Hari HAM Sedunia. Di Indonesia sendiri HAM masih menjadi PR bagi pemerintahan Presiden Jokowi. Mulai dari pelanggaran HAM berat sampai terkait masalah Sumber Daya Alam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Selanjutnya

Kasus-kasus misterius bukan hanya terjadi di film saja, melainkan juga di dunia nyata. Ada berbagai kasus pelanggaran HAM masa lalu di Indonesia masih belum tuntas hingga hari ini. Meski sudah melakukan aksi meminta keadilan, seperti Aksi Diam Kamisan dan sering tersorot media, sejarah pahit hukum di Indonesia masih belum menemukan ujungnya.

Adapun kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang belum diusut tuntas dan masih dipertanyakan sampai saat ini antara lain: 

3 dari 6 halaman

1. Tiga Belas Aktivis Menghilang

Keberadaan tiga belas aktivis tahun 1998 ini tak diketahui keberadaannya hingga saat ini. Menurut laporan Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM Berat Penghilang Orang Secara Paksa, Tim Mawar bentukan Koppassus adalah yang paling bertanggung jawab atas peristiwa peculikan ini. Penculikan berjumlah 24 orang, tetapi 9 orang dikembalikan dan 1 orang ditemukan tewas tiga hari kemudian dengan luka tembak di kepala.

4 dari 6 halaman

2. Terbunuhnya Munir Said Thalib

Munir adalah salah satu aktivis HAM paling vokal di Indonesia. Munir tewas di pesawat saat sedang bertolak ke Amsterdam untuk melanjutkan studinya. Jabatan terakhirnya adalah seorang Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau HAM Indonesia Imparsial. Hasil otopsi menyebutkan ada racun arsenik dalam tubuhnya.

Munir pernah menangani berbagai kasus besar, misalnya menangani kasus Marsinah yang diduga tewas di tangan aparat pada tahun 1994. Namanya sempat melambung ketika menjabat sebagai Dewan Kontras karena membela aktivis yang hilang atas penculikan yang dilakukan oleh Tim Mawar dari Koppassus TNI AD.

5 dari 6 halaman

3. Tragedi Wamena Berdarah

Peristiwa ini terjadi akibat terpicu hoaks. Hoaks tersebut menyebutkan, seorang guru mengeluarkan kata-kata rasis kepada muridnya sehingga memicu kemarahan warga.

Karena kabar itu, beberapa siswa menunjukkan solidaritasnya untuk melawan ujaran berbau rasis yang beredar dengan berjalan menuju sebuah sekolah di Wamena. Namun dalam perjalanan, jumlah massa semakin bertambah. Kejadian tersebut menimbulkan kericuhan yang pecah di beberapa titik.

 

6 dari 6 halaman

4. Kasus Penembakan Misterius (Petrus) 1982

Petrus adalah suatu operasi rahasia dari Pemerintahan Soeharto pada tahun 1980-an untuk menanggulangi kisah kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu. Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan pembunuhan kepada orang-orang yang dianggap menganggu keamanan dan ketrentaman. Disebut penembak misterius karena pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap.

Tercatat ratusan orang tewas tertembak. Selain sering ditemukan tewas dalam keadaan tangan dan leher terikat, korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan.

 

Penulis : 

Ulya Kaltsum 

Politeknik Negeri Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.