Sukses

Kebutuhan Penyaring Air Minum Rumah Tangga Mendesak

Para peneliti dari universitas UNPAD menghitung bakteri dalam air yang telah direbus dan di dalam air dari depot air minum isi ulang.

Liputan6.com, Jakarta - Sumber air baku semakin tercemar di Indonesia. Menurut penelitian merebus air sampai mendidih sudah tidak efektif lagi.

Para peneliti dari universitas UNPAD menghitung bakteri dalam air yang telah direbus dan di dalam air dari depot air minum isi ulang di 55 rumah tangga di Bandung tengah. Mereka menemukan bahwa 45% air isi ulang mengandung bakteri. Sebagian air yang direbus juga masih mengandung bakteri.

"Banyak orang masih berpikir merebus sampai mendidih adalah cara terbaik untuk membunuh bakteri dalam air, tetapi sekarang merebus air sampai mendidih saja tidak cukup," kata pendiri Nazava Water Filters, Lieselotte Heederik, dalam keterangan persnya, Selasa (10/12/2019).

Lieselotte menambahkan, ketika air sumur sangat kotor, air perlu mendidih selama tiga menit terutama di kota-kota yang dataran tinggi seperti Bandung. Merebus air sampai mendidih juga menggunakan LPG yang semakin mahal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Filter Air yang Disertifikasi Organisasi Kesehatan Dunia

Perusahaan sosial Nazava Water Filters, yang baru saja berulang tahun ke-10,  membuat dan menjual filter air yang mengubah air sumur kotor, air keran/ PDAM, air hujan, dan air sungai menjadi air yang aman untuk diminum tanpa perlu direbus terlebih dahulu.

Tim UNPAD juga mempelajari 55 rumah tangga yang menggunakan filter air tersebut untuk mengolah air sumur mereka. Sampel air dari filter air tersebut semuanya bebas dari bakteri e-coli. 

Nazava adalah satu-satunya filter air minum dari Indonesia yang disertifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Selain itu, filter air ini juga telah diuji oleh ITB, UNPAD dan beberapa laboratorium dari Departemen Kesehatan.

Nazava didirikan pada 2009, untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih di Aceh. Pada 2013 Nazava memenangkan Tech Award untuk teknologi yang memberi manfaat bagi Kemanusiaan di California, AS.

Pada 2016, Nazava memenangkan Penghargaan Ashden untuk teknologi ramah lingkungan. Sejak 2017, Nazava memproduksi semua bagian filter air inovatifnya di Indonesia. Lalu pada 2018, Nazava mulai mengekspor secara besar-besaran ke semua pasar di Afrika dan Asia Tenggara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini