Sukses

Deretan Mitos Seputar HIV/AIDS di Masyarakat, Seperti Apa Kebenarannya?

Ini beberapa mitos mengenai AIDS yang tersebar di kalangan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Dalam peringatan hari AIDS ini setiap masyarakat diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap penyakit AIDS yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Peringatan AIDS sedunia ini bermula dari pertemuan para Menteri Kesehatan Sedunia mengenai, beberapa program untuk mencegah AIDS tahun 1988.

Faktanya, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS, namun ada pengobatan antiretroviral yang dapat membantu mencegah resiko penularan, mengurangi resiko kematian dan mencegah perkembangan penyakit tersebut.

Menurut UNAIDS tahun 2018, Indonesia yang termasuk ke dalam wilayah Asia Pasifik dinobatkan sebagai wilayah nomor tiga dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia yaitu sekitar 5,2 juta jiwa.

Sayangnya banyak rumor tersebar di kalangan masyarakat tentang penyakit AIDS ini yang belum diketahui kebenarannya. Mulai dari gejala HIV/AIDS, kelompok penderita, penularan pada HIV/AIDS, akibat penyebab HIV/AIDS itu sendiri. Berikut deretan mitos seputar HIV/AIDS yang banyak beredar di kalangan masyarakat:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. HIV dan AIDS Sama

Mitos ini seringkali dipercayai oleh masyarakat karena kurangnya pengetahuan mengenai penyakit HIV dan AIDS itu sendiri. HIV dan AIDS jelas berbeda, HIV adalah human immunodeficiency yang dapat menyerang sisitem kekebalan tubuh pada manusia. Sedangkan AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome adalah fase terparah yang dialami oleh penderita HIV.

3 dari 6 halaman

2. HIV dan AIDS Seringkali Disebabkan Oleh Pria Homoseksual

Meski untuk beberapa kasus HIV dan AIDS sering menyerang pria homoseksual, infeksi ini ternyata dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal orientasi seksual seseorang. Tercatat pada tahun 2017, kelompok ibu rumah tangga menjadi penderita paling banyak kasus AIDS, data tersebut dapat dilihat dari laporan perkembangan HIV di Indonesia dan Kementerian Kesehatan RI.

4 dari 6 halaman

3. Penderita HIV Dapat Berhubungan Seks Tanpa Kondom

Pasangan penderita HIV seringkali berhubungan seks tanpa menggunakan Kondom, hal ini tentu membuat penyebaran virus dapat lebih cepat. Disarankan, untuk pasangan penderita HIV dapat menggunakan kondom dalam berhubungan seks. Meski tetap ada resiko terkena virus HIV, namun dengan memakai kondom penyebaran virus HIV sangatlah kecil.

5 dari 6 halaman

4. Nyamuk Bisa Menyebarkan Virus HIV

Beberapa masyarakat seringkali berspekulasi bahwa, nyamuk dapat menjadi perantara untuk penyebaran virus HIV. Namun, nyatanya hal ini hanyalah mitos belaka dikarenakan nyamuk ataupun serangga lainnya tidak dapat menginjeksi darah yang sudah diisapnya dari orang lain.

6 dari 6 halaman

5. Berdekatan, Bersalaman dan Bertukar Baju Bisa Terkena HIV

Penderita HIV banyak dihindari karena kalangan masyarakat beranggapan bahwa berdekatan, bersentuhan dan bertukar baju dapat menularkan virus HIV. Padahal virus tidak dapat hidup dikeringat, bersalaman atau berdekatan tidak dapat menularkan virus HIV. Melainkan berhubungan seks tanpa alat kontrasepsi yang dapat menyebabkan virus HIV.

 

Penulis: Natania Longdong

Universitas Esa Unggul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.