Sukses

Studi: Kerja Terlalu Lama Bikin Pria Berisiko Alami Kebotakan

Menurut penelitian ini, pria yang cenderung terlalu lama bekerja, akan menggandakan peluang alami kebotakan.

Liputan6.com, Jakarta - Kebotakan rambut tentu bisa terjadi pada siapa saja. Rambut yang sebelumnya lebat kemudian menjadi botak akan sangat terlihat dan membuat beberapa orang menjadi kurang percaya diri.

Menurut Asosiasi Dermatologi Inggris, tidak ada alasan untuk panik jika kamu mengalami kerontokan hingga 100 rambut setiap hari. Namun, jika kamu mendapati rambutmu tersisa di tangan setelah keramas atau menyisir, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu akan botak.

Tentu ada banyak faktor yang menyebabkan kebotakan, salah satunya aktifitas bekerja. Dari bekerja lembur, makan siang di meja hingga datang pagi di kantor mungkin baik untuk dompetmu, tapi tidak terlalu baik untuk garis rambutmu.

Melansir Bright Side, Selasa (5/11/2019), menurut penelitian ini, pria yang cenderung kerja terlalu lama, akan menggandakan peluang mereka memiliki tampilan kepala seperti selebritas Vin Diesel atau The Rock, alias botak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lebih Baik Bekerja 52 Jam Per Minggu

Untuk mengkonfirmasi teori tersebut, peneliti Korea Selatan mengamati 13.391 pria berumur antara 20-59 tahun. Para peserta lalu dibagi menjadi tiga kelompok, mereka yang bekerja 40, 40-52 dan lebih dari 52 jam per minggu.

Pada awalnya, tidak ada satu pun dari peserta melaporkan bahwa mereka mengalami kerontokan rambut.

Namun, setelah empat tahun penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa jam kerja yang lebih lama secara signifikan terkait dengan pengembangan alopecia. Juga ditemukan bahwa kekuatan koneksi ini meningkat secara proposional dengan jumlah jam kerja.

3 dari 4 halaman

Stres Menyebabkan Sistem Kekebalan Tubuh Bisa Menyerang Folikel Rambut

Sebelumnya peneliti telah menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang menyebabkan stres dan ada bukti bahwa stres mampu mendorong folikel rambut menjadi fase istirahat di mana rambut akan berhenti tumbuh.

Stres juga bisa menyebabkan situasi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut. Kondisi ini bisa menghentikan pertumbuhan rambut selamanya.

4 dari 4 halaman

Batasi Jam Kerja

Untuk mengatasi masalah tersebut, kamu bisa mencoba membatasi jam kerjamu dan lebih santai. Jika kamu mengetahui beban kerjamu terlalu tinggi, ada baiknya berdiskusi dengan atasanmu.

Meski penelitian ini hanya dilakukan pada pria, dan tidak diketahui pasti apakah wanita berisiko atau tidak. Tapi percayalah ambil lebih banyak waktu istirahat karena kebotakan bukan satu-satunya masalah yang bisa dikaitkan dengan stres.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.