Sukses

Sebabkan Kematian, Ini 3 Kasus Cegukan Paling Berbahaya di Dunia

Deretan kasus cegukan yang paling berbahaya di dunia

Liputan6.com, Jakarta - Cegukan, setiap individu pasti pernah mengalami hal yang satu ini. Cegukan bisa diartikan sebagai kontraksi secara tiba-tiba yang tidak disengaja pada diafragma, pada umumnya hal ini terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang singkat.

Namun, pada beberapa kasus tertentu cegukan bisa terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Biasanya penyebab cegukan tak kunjung berhenti adalah, pembesaran kelenjar tiroid, tumor, radang tenggorokan, ataupun kista.

Beberapa kasus di dunia cegukan mampu merenggut nyawa seseorang. Bahkan ada yang mengalami cegukan terus-menerus dalam kurun waktu 12 tahun. Meski beberapa kasus dianggap tidak normal, namun kasus tersebut benar-benar terjadi pada beberapa orang.

Bahkan mantan wakil Gubernur DKI Jakarta yaitu Sandiaga Uno pernah mengalami hal tersebut dan menyebabkan ia harus beristirahat dalam kegiatannya. Berikut deretan kasus cegukan paling berbahaya di dunia:

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Cegukan Selama 12 Tahun

Ibu dua anak asal Amerika serikat ternyata mengalami hal mengejutkan. Selama 12 tahun terakhir ini ia selalu mengalami cegukan. Bahkan dalam sehari, wanita yang biasa disapa Lisa ini kerap mengalami cegukan hingga lebih dari 100 kali.

Menurut dokter yang menanganinya, Kemungkinan cegukan yang dialami Lisa dapat terjadi dikarenakan efek samping dari penyakit Stroke yang dialami Lisa selama kehamilan. Lisa yang mengalami hal itu pun sempat merasa risih karena cegukan tersebut tidak kunjung hilang, terlebih cegukan itu juga sangat mengganggunya saat berinteraksi dengan orang lain.

3 dari 4 halaman

2. Dapat Merenggut Nyawa

Untuk kasus selanjutnya datang dari seorang pria asal Taiwan yang berusia 77 tahun. Ia mengalami cegukan selama dua minggu sebelum dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit.

Dr. Gao Zhijun yang menanganinya di Unit Gawat Darurat (UGD), awalnya berpikir bahwa pria tersebut mengalami gangguan pencernaan saja. Tetapi, ia kemudian curiga dan berendapat bahwa pasiennya mungkin mengalami masalah pada jantungnya.

Pasien berumur 77 tahun tersebut kemudian dirujuk untuk menjalani tes elektrokardiografi, lalu hasilnya memperlihatkan bahwa pria itu mengalami serangan jantung akut dan diharuskan untuk menjalani operasi.

Namun seminggu kemudian ia meninggal. Dokter menerangkan bahwa penyebab dari meninggalnya pria tersebut dikarenakan cegukan yang dialami selama dua minggu. Dokter tersebut juga menambahkan gejala yang dialami pasiennya, seperti sesak, nyeri, atau sensasi meremas dada hingga sakit perut.

4 dari 4 halaman

3. Cegukan dalam 1 Bulan

Pria asal New York berumur 35 tahun mengalami cegukan dalam 1 bulan penuh. Awalnya ia hanya merasa kesal saja karena cegukan tersebut. Namun, ia semakin merasa terganggu dengan cegukan yang ia alami hingga akhirnya pria tersebut memeriksakan dirinya ke dokter.

Namun, dokter tidak menemukan masalah yang serius pada cegukan yang ia alami hingga pada tahun 2014 ia kembali mengalami cegukan dan menyebabkan muntah-muntah. Ia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit dan menjalani scan MRI.

Setelah itu barulah terlihat bahwa penyebab pria tersebut mengalami cegukan terus menerus dikarenakan tumor yang berada di lehernya.

Tumor tersebut menekan saraf frenik, di mana saraf tersebut mengkontrol otot paru di area diafragma dan ikut terlibat dalam kontrol pernapasan manusia. Setelah menemukan penyebabnya pihak dokter berusaha untuk melakukan penyembuhan, dengan berbagai proses medis hingga tumor tersebut diangkat dan pria itu dinyatakan sembuh.

 

Penulis: Natania Longdong

Universitas Esa Unggul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.