Sukses

Kucing Peliharaan Mati, Jutawan Pilih Mengkloningnya Sebesar Rp 494 Juta

Seorang pria memilih untuk mengkloning kucing peliharaannya yang telah mati.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria memilih untuk mengkloning kucing peliharaannya yang telah mati. Huang Yu patah hati setelah kucing kesayangannya, Garlic, mati.

Berjam-jam kemudian, setelah menguburkan kucingnya di taman dekat rumah, ia mengingat sebuah artikel yang ia baca tentang kloning anjing di Tiongkok. Pengusaha berusia 22 tahun itu kemudian kembali menggali bangkai Garlic dan meletakkannya di lemari es untuk persiapan di kloning.

"Bagiku, Garlic tak tergantikan. Ia tak meninggalkan apapun untuk generasi masa depan, jadi aku memilih untuk mengkloningnya," ungkap Huang seperti dilaporkan oleh The Straits Times.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Selanjutnya

Huang kemudian membawa kucingnya yang telah mati itu ke Sinogene, sebuah perusahaan kloning hewan peliharaan komersial yang berbasis di Beijing. Setelah merogoh kocek US$ 35.000 atau sekitar Rp 494 juta dan tujuh bulan menunggu, Huang mendapatkan Garlic kembali. Ini kemudian diklaim sebagai kucing kloning pertama di Cina.

Kloning hewan peliharaan tidak dibatasi di Tiongkok. Tapi, Garlic adalah kucing pertama yang dikloning oleh China. Ini memperkuat posisi negara itu di antara negara-negara yang pernah melakukan kloning seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Korea Selatan.

 

3 dari 5 halaman

Selanjutnya

Kepala Eksekutif Sinogene Mi Jidong mengatakan perusahaan memutuskan untuk mulai mengkloning hewan peliharaan pada tahun 2015 setelah melakukan survei sekitar 1.000 orang yang mengajukan permintaan tersebut. Perusahaan itu telah mengkloning lebih dari 40 ekor anjing dengan biaya masing-masin sekitar US$ 53.000 atau lebih dari Rp 748 juta, beberapa hewan peliharaan dan yang lainnya untuk penelitian medis.

 

4 dari 5 halaman

Selanjutnya

Pengetahuan genetika Tiongkok berkembang pesat. Sejak para ilmuwan Cina mengkloning seekor kambing betina pada tahun 2.000, hingga kini mereka telah berhasil memproduksi klon primata pertama di dunia, mengedit embrio monyet untuk memasukkan gen yang terkait dengan autisme dan penyakit mental, serta menciptakan anjing super kuat. Tahun lalu, negara itu bahkan mengejutkan dunia setelah seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menciptakan bayi yang diedit secara genetik pertama di dunia.

 

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Kloning hewan peliharaan sebagian besar tidak diatur dan kontroversial di mana hal itu dilakukan, tapi di Cina hambatannya sangat rendah. Banyak orang Cina beranggapan bahwa menggunakan hewan untuk penelitian medis atau pengujian kosmetik adalah sesuatu yang kejam atau bahwa kloning hewan peliharaan berpotensi menimbulkan masalah. Juga tidak ada hukum yang menentang kekejaman terhadap hewan di sana.

Para kritikus berpendapat bahwa kloning hewan peliharaan tidak efisien dan tidak manusiawi. Tidak jelas apa yang akan terjadi pada hewan yang dihasilkan atau dampaknya ketika mereka bercampur dengan kumpulan gen yang lebih luas. Beberapa kritikus berpendapat uang sebesar itu lebih baik dihabiskan untuk merawat hean yang ada.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.