Sukses

Tak Ada Biaya, Gadis Malang Hidup dengan Leher Bengkok 90 Derajat

Kondisi aneh itu telah membuat kepalanya tertunduk pada sudut 90 derajat.

Liputan6.com, Karachi - Seorang gadis berusia 11 tahun tak punya biaya untuk mengobati kondisi misterius yang ia derita. Kondisi aneh itu telah membuat kepalanya tertunduk pada sudut 90 derajat.

Afsheen Kumbar diduga menderita kelainan otot yang menyebabkannya mengembangkan leher bengkok. Dalam kondisi medis, ini disebut torticollis.

Semua bermula saat ia berusia delapan bulan dan jatuh ketika bermain hingga mengalami cedera leher. Sejak saat itu, ia tak dapat menegakkan kepalanya lagi dan hidup dalam rasa sakit berkepanjangan. Bocah itu juga mengalami kesulitan untuk makan, buang air, bahkan berjalan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tak diketahui penyebabnya

Kondisinya juga membuatnya tak bisa bersekolah. Ia hanya menghabiskan waktu di rumah di Mithi, Pakistan dan hidup bersama ibunya, Jameelan (52) juga saudara laki-lakinya Mohammad Yaqoob Kumbar (27).

Dokter bingung apa yang menyebabkan leher gadis itu bengkok sementara keluarga sendiri tak memiliki biaya untuk operasi Afsheen. Terlebih sejak sang ayah meninggal karena kanker tahun lalu dan sang ibu yang bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga.

 

3 dari 5 halaman

Jika tidak diobati, bisa makin parah

"Kami khawatir akan masa depannya. Menurut dokter, bila tidak dirawat dia bisa menderita penyakit lain," ungkap sang kakak seperti dikutip dari Dailymail.

Jika tidak diobati, ketegangan konstan yang disebabkan oleh torticollis dapat menyebabkan otot-otot di leher membengkak dan menekan akar saraf. Ini telah dikaitkan dengan penyakit tulang belakang degeneratif.

 

4 dari 5 halaman

Sempat ada yang mau membiayai pengobatan

Dua tahun lalu, seorang 'pemimpin global perempuan terkemuka' berniat untuk mensposori operasinya. Bocah perempuan itu lalu dibawa ke Rumah Sakit Universitas Agha Khan di Karachi, pada Februari tahun lalu untuk pemeriksaan medis sebelum kemungkinan operasi.

"Mereka memberi tahu kami bahwa ada peluang 50 persen untuk operasi yang berhasil dan meminta kami mempertimbangkannya," kata Yaqoob.

 

5 dari 5 halaman

Meminta bantuan pemerintah

Namun, sponsor tersebut kemudian membatalkan janjinya. Sebulan setelah pemeriksaan tersebut, sang sponsor tak pernah lagi menanggapi telepon dari keluarga atau berkomunikasi dengan mereka.

Pemuda itu sempat bekerja di sebuah toko seluler tapi berhenti untuk membantu menjaga Afsheen serta saudara-saudaranya yang lain. Dengan demikian, hanya sang ibu lah yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Ia meminta bantuan kepada publik dan pemerintah Pakistan untuk membantu saudara perempuannya. Ia ingin adiknya kembali bisa menjalani kehidupan dengan normal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.