Sukses

Seniman Kreatif, Begini Kalau Putri Duyung Hidup di Laut Penuh Sampah

Jika cerita mermaid atau putri duyung umumnya hidup di lautan yang indah dan bersih, seniman ini menunjukkan sisi yang lain. The Little Trashmaid, mermaid yang tinggal di lautan sampah.

Liputan6.com, Jakarta Putri duyung atau mermaid telah banyak diangkat menjadi berbagai cerita atau film. Salah satunya, Hans Christian Andersen yang menulis The Little Mermaid pada 1836. Selain itu, banyak lagi karya yang mengangkat soal putri duyung.

Salah satu versi cerita putri duyung yang terkenal misalnya garapan Disney. Bahkan Disney pun akan mengadaptasi animasinya menjadi seri live action.

Umumnya, cerita mermaid menampilkan putri duyung hidup di lautan yang indah dengan ikan dan karang. Namun, seorang seniman asal Jerman, Stephanie Hermes alias s0s2 memiliki sudut pandang lain.

Stephanie menampilkan kehidupan mermaid di lautan yang penuh sampah. Gambar ilustrasinya dikemas lucu sekaligus menyedihkan, ironi. Seri The Little Trashmaid itu pun diunggahnya di twitter @s0s2.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terinspirasi dari kantong plastik

Masalah lingkungan bukan lagi mitos. Salah satu masalah lingkungan, menjadi masalah yang dapat berdampak pada kehidupan.

Seorang seniman, Stephanie pun mengangkat masalah ini. Karyanya dalam seri The Little Trashmaid menggambarkan banyaknya sampah di lautan hingga jadi pakaian, makanan, perhiasan, atau dimainkan.

Dilansir dari Boredpanda.com, seri karyanya itu berawal dari saran temannya untuk menggambar putri duyung dalam rangka Mermay Challenge. Namun setelah mencoba menggambar, dirinya bosan dengan gambar klasik seperti kerang. Lalu Stepahnie mencoba berpikir lebih realistis dan membayangkan putri duyung di kehidupan saat ini, di abad 21.

"Itu ketika kantong plastik datang ke pikiranku. Itu memicu banyak ide baru. 'Putri duyung modern tidak akan memiliki kehidupan yang indah seperti Ariel,' Aku pikir. Dia harus berurusan dengan plastik'," tutur Stephanie.

Stephanie pun melihat bahwa masalah sampah bukan hanya ada di lautan, tapi juga di daratan. Ilustrator ini pun menyatakan masalah sampah ini merupakan masalah yang perlu diselesaikan. Caranya bisa dengan konservasi, daur ulang, menggunakan lebih sedikit sampah, dan menggunakan produk yang ramah lingkungan.

Menurutnya, "Bumi tidak butuh kita, tapi kita butuh bumi. Jadi kita harus menghormati dan menjaganya"

3 dari 4 halaman

Apresiasi Warganet

Karya yang juga mengkritik masalah lingkungan ini menuai beragam komentar warganet. Banyak warganet yang mengapresiasi karyanya tapi ada juga yang merasa sedih akibat pesan gambar tersebut.

Misalnya yang dilontarkan akun twitter @Busted_Cranium "Ini menawan, tapi juga menyakitkan." Atau akun @chromswaifu "Itu begitu manis tapi juga sangat menyedihkan--pesan yang bagus."

Selain itu, ada juga yang mengaitkan karya Stephanie dengan mermaid karya Disney. Misalnya cuitan @Revaivwra, "Dengan Disney mencoba begitu keras memproduksi ulang Ariel...Mereka seharusnya membeli ide ini dan membuat sebuah film darinya. Pasti akan mendapat skor yang tinggi." 

Ariel merupakan salah satu princess Disney, karakter utama dalam The Little Mermaid. Saat ini, Disney memang sedang berencana memproduksi ulang film tersebut menjadi live action.

Akun @Revaivwra pun mengapresiasi karyanya yang mengangkat sampah kantong plastik ini. "Kantong plastik. Pakaian adalah detail paling bagus, uga bagus untuk menyentuh kepedulian terhadap plastik!"

Apresiasi lain misalnya dilontarkan akun @DaeForshtay, "Mereka (seri karya The Little Trashmaid)  sangat bagus! Pahit-manisnya dengan cara paling ektrem. Dia sangat dicintai dan juga sangat tragis. Aku menyukai semuanya!" 

4 dari 4 halaman

Beberapa karya The Little Trashmaid lainnya

1. Balon dasar laut dibuat dari sampah plastik?

2. Udah makan sampah, sendawanya juga jadi sampah

3. Biasanya mermaid main alat musik dari kerang tapi ini dari sampah

4. Nonton adu kepiting tapi senjatanya sampah

5. Bajunya dari sampah plastik, sampah baju jadi tas

6. Apakah ini akan jadi fashion bawah laut?

Penulis:

Santi Muhrianti

Universitas Padjadjaran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.