Sukses

Pencemaran Laut Makin Parah, Penyu Mati dengan Plastik Menyumbat Duburnya

Pencemaran plastik di lautan tak hanya membuat laut terlihat kotor, tapi juga dapat merusak ekosistem

Liputan6.com, Jakarta - Pencemaran plastik di lautan tak hanya membuat laut terlihat kotor, tapi juga dapat merusak ekosistem. Sering terdengar hewan laut yang mati dan di dalam perutnya ditemukan plastik. Ini dikarenakan mereka sering mengira itu adalah ubur-ubur dan tak sengaja memakannya.

Setelah sebelumnya dari dalam bangkai ikan pari ditemukan buku, kamera, dan kaleng, kali ini seekor penyu dilaporkan ditemukan mati dengan kantong plastik yang keluar dari duburnya. Bangkai penyu dengan plastik di duburnya itu ditemukan tak jauh dari Desa Poblacion, Filipina.

Hewan itu ditemukan oleh seorang warga bernama Arnel Emplamado saat berjalan-ajaln di sekitar daerah itu. Meski penyebab sebenarnya belum diketahui, tapi diyakini sampah plastik lah penyebabnya.

"Di bagian ekornya terlihat plastik yang menyembul," ungkap Arnel.

Melansir dari Coconut, setelah dilaporkan, departemen lingkungan kota Valladolid menyarankan mereka untuk mengubur penyu itu yang lebarnya 60 cm dan panjangnya 91 cm. Penyu mati itu pun kemudian dikubur di dekat daerah pantai tempat ditemukannya pertama kali.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Di lautan, penyu sering tak sengaja makan kantong plastik karena mirip ubur-ubur. Padahal plastik yang tertelan dapat menyebabkan penyumbatan di perut dan usus.

Menurut laporan dari United Nations Environment Program pada Juni 2019, lima negara bertanggung jawab terhadap limbah plastik dunia yang biasanya hanyut ke luatan. Lima negara tersebut yakni:

  1. Cina
  2. Indonesia
  3. Thailand
  4. Vietnam
  5. Filipina.

Belum terlambat untuk melestarikan lingkungan dan menyelamatkan ekosistem dari kebinasaan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.