Sukses

7 Jenis Kalimat Ini Wajib Dipahami Agar Tulisan Sesuai Kaidah Bahasa

Kamu ingin jadi penulis, perlu memahami jenis kalimat-kalimat ini.

Liputan6.com, Jakarta Kalimat merupakan elemen penting dalam sebuah tulisan. Dalam bertutur dan menulis, diperkukan rangkaian-rangkaian kalimat agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Dalam kaidah bahasa Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis kalimat

Jenis kalimat ini dibagi berdasar aspek-aspek tertentu mulai dari pengucapan hingga tujuannya. Nah apa saja jenis kalimat yang ada dalam kaidah bahasa Indonesia?

Berikut 7 jenis kalimat yang harus dipahami sesuai kaidah bahasa Indonesia yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber Kamis (21/3/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1.  Berdasarkan Pengucapan

Kalimat Langsung

Merupakan kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang lain. Biasanya dituliskan dengan 2 tanda petik ("..."), kalimat langsung tidak hanya berupa kalimat pernyataan tapi juga dapat berupa kalimat perintah dan kalimat tanya.

Kalimat Tak Langsung

Merupakan kalimat yang mengalami perubahan dari kalimat langsung yang awalnya menggunakan tanda petik, menjadi bentuk kalimat yang tidak menggunakan tanda petik.

3 dari 8 halaman

2.  Berdasarkan Jumlah Frasa

Kalimat Tunggal

Kalimat tungga merupakan kalimat yang hanya memiliki satu pola atau klausa, yang terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu:

-  Kalimat Nominal

Yang merupakan jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.

-  Kalimat Verbal

Merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya. Pola-pola dasar kalimat yang dimaksud adalah sebagai berikut :

- Kata benda + kata kerja

Contoh:

Ani Menyapu

- Kata benda + kata sifat

Contoh:

Ibunya sangat cantik

- Kata benda + kata bilangan

Contoh: Pintu itu ada tiga

Kalimat majemuk

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang mempunyai dua pola (klausa) kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk dan anak kalimat.

Cara membedakan anak dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi atau kata penghubung. Konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:

Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara merupakan penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.

Berdasarkan kata penghubung atau konjungsi, kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, diantaranya adalah :

-  Penggabungan dengan konjungsi ‘dan’ ‘serta’

-  Penguatan/Penegasan dengan konjungsi ‘bahkan’

-  Pemilihan dengan konjungsi ‘atau’

-  Berlawanan dengan konjungsi ‘sedangkan’

-  Urutan Waktu dengan konjungsi ‘kemudian’, ‘lalu’,’lantas’

Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat Majemuk Bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda.

Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat muncul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya ,kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10 macam, yakni:

-  Syarat : jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)

-  Tujuan : agar, supaya, biar

-  Perlawanan (konsesif) : walaupun, kendati(pun), biarpun

-  Sebab : sebab, karena, oleh karena

- Akibat : maka, sehingga

-  Cara : dengan, tanpa

- Alat : dengan, tanpa

-  Perbandingan : seperti, bagaikan, alih-alih

- Penjelasan : bahwa

- Kenyataan : padahal

Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.

Kalimat majemuk rapatan

Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat, atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh :

Anak itu pandai berbahasa Inggris

Anak itu pandai berbahasa Belanda

Anak itu pandai berbahasa Mandarin

Kalimat majemuk rapatan : Anak itu pandai berbahasa Inggris, Belanda, dan Mandarin.

4 dari 8 halaman

3. Berdasarkan Tujuannya

Kalimat Perintah

Merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).

Kalimat Berita

Merupakan kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.)

Dalam pelafalannya kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.

Kalimat Seruan

Merupakan kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).

Kalimat Tanya

Merupakan kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan pertanyaan terhadap suatu hal, biasanya penulisan kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata tanya yang sering digunakan dalam kalimat tanya adalah bagaimana, dimana, kemana, kapan, berapa, siapa, mengapa.

 

5 dari 8 halaman

4. Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat Lengkap

merupakan kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas juga bisa dikategorikan sebagai kalimat lengkap.

Kalimat Tak Lengkap

Merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa objek atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap  sering dipakai untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.

6 dari 8 halaman

5. Berdasarkan Pola Subjek dan Predikat

Kalimat Inversi

Kalimat Inversi ditandai dengan adanya kata predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat inversi biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna.

Kalimat Versi

Kalimat Versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar Bahasa Indonesia (S-P-O-K).

7 dari 8 halaman

6. Berdasarkan Gaya Penyajiannya

Kalimat melepas

Kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat (kalimat utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya penuilisan itu disebut gaya penyajian melepas.

Kalimat klimaks

Kalimat ini akan terbentuk jika anak kalimat berada di awal kalimat majemuk dan diikuti oleh kalimat utama (induk kalimat).

Kalimat berimbang

Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian seperti ini ialah untuk memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.

8 dari 8 halaman

7. Berdasarkan Subjeknya

Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan suatu tindakan atau pekerjaan.

Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

-  Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.

- Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita. Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu tindakan. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:

- Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.

- Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang tidak bisa menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.