Sukses

Terungkap, Ini Alasan Mengapa Tombol Keyboard Tak Berurutan Sesuai Abjad

Kegiatan mengetik selalu kita lakukan saat bekerja, maupun saat mengetik pesan pada smartphone.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak individu yang selalu menggunakan keyboard dalam bekerja, ataupun ketika mengetik pesan di smartphone. Tetapi apakah kamu pernah bertanya-tanya mengapa urutan huruf yang ada di keyboard tidak berurut sesuai abjad? 

Tata letak tombol keyboard QWERTY yang hingga sekarang kita gunakan, pertama kali dibuat dan dirancang pada tahun 1860, oleh pencipta mesin tik modern pertama, Christopher Sholes. Ia merupakan editor surat kabar yang tinggal di Milwaukee.

Awalnya, tata letak karakter pada mesin tik yang ia ciptakan disusun berdasarkan abjad. Dengan kinerja mesin tik waktu itu, yaitu karakter huruf diletakkan di ujung batang logam yang akan mengenai kertas ketika tutsnya ditekan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awalnya disusun secara urut sesuai abjad

Namun, saat seorang operator mencoba mengetik dokumen pada mesin tik tersebut secara cepat, batang-batang yang diletakkan pada huruf-huruf itu saling berdekatan di papan ketik dan bertumpu satu sama lain. Akhirnya sang operator terpaksa mengetik secara manual.

Salah satu rekan bisnis Sholes, yakni James Dendmore menyarankannya untuk memisahkan tuts-tuts yang sering digunakan secara bersama sama. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses mengetik dan mencegah satu batang logam dan lainnya saling menempel dan bertemu.

Sebenarnya ada beragam pendapat tentang penataan ulang huruf di keyboard. Seperti penataan urutan huruf QWERTY pada keyboard didasarkan pada penggunaan huruf dalam bahasa Inggris.

Namun, beberapa sumber juga menjelaskan bahwa pengaturan tata letak huruf pada keyboard ini untuk memperlambat kecepatan pengetikan untuk menghindari kerusakan pada antara tuts satu dan lainnya. Penataan tata huruf pada keyboard akhirnya dikelola sedemikian rupa sehingga kita dapat menggunakannya hingga sekarang.

Reporter:

Fira Shabrina Malia

Unviersitas Indonesia

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.