Sukses

Tata Cara Mandi Besar Setelah Haid Sesuai Ajaran Nabi dan Bacaannya

Ada beberapa adab wanita saat haid dalam islam yang harus dipatuhi.

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita muslim yang sedang haid haram hukumnya untuk melaksanakan sholat, puasa, menyentuh Al-Quran, berhubungan suami istri, atau yang lainnya. Namun, setelah suci dari haid, setiap wanita muslim harus mengqadha puasanya di lain hari. Lain hukumnya dengan sholat. Wanita yang sudah bersuci dari haid tidak perlu mengqadha sholat karena Rasulullah tidak memerintahkan untuk mengqodhonya.

Haid secara istilah berasal dari bahasa Arab yaitu “Haidl” yang berarti mengalir. Menurut sains, haid disebut juga dengan menstruasi. Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karena luruhnya lapisan dinding rahim bagian dalam yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi.

Nah, selain larangan menunaikan sholat saat haid, apa saja adab wanita haid yang dianjurkan menurut Islam? Berikut adalah adab wanita saat haid dalam islam yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (21/1/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Adab wanita saat haid dalam islam

Tidak Boleh Menjalankan Shalat Wajib Maupun Sunnah

“Dari Aisyah RA, “Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadist tersebut, para ulama bersepakat bahwa wanita haid tidak boleh shalat dan tidak boleh berpuasa. Hal ini sama seperti mengeluarkan najis secara terus menerus. Untuk itu tidak diperkenankan shalat.

Tidak Boleh Membaca Al Qur’an

Dari pendapat 4 ulama, mahdzab ke-empatnya sepakat bahwa wanita muslimah yang sedang dalam kondisi haid dilarang untuk menyentuh mushaf Al-Quran yang suci. Sebagaimana diambil dalam QS Al-Waqi’ah:79 “"idak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan."

Tidak Boleh Berpuasa

Larangan ini sesuai dengan Hadis riwayat Aisyah ra yang berbunyi: “Bahwa seorang wanita bertanya kepadanya: ‘Apakah salah seorang di antara kami harus mengganti salat pada masa haid?’ Aisyah berkata: ‘Apakah engkau termasuk golongan Haruriyyah (salah satu golongan Khawarij)? Dahulu, pada masa Rasulullah saw. di antara kami ada yang haid, tetapi tidak diperintahkan mengganti (salat).’” (Shahih Muslim No.506).

Tidak Melakukan Hubungan Badan

Berdasarkan QS Al Baqarah : 222, saat wanita muslimah mendapatkan haid, maka ia diharamkan oleh Syariat Islam untuk melakukan hubungan suami istri atau berjima dengan suaminya.

Dilarang Tawaf saat Haji

Rasulullah menyampaikan kepada Aisyah, “Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan thawaf di Ka’bah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak Masuk ke masjid

Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh.”

Memuji Asma Allah dan Bershalawat

Meskipun haram hukumnya wanita haid menjalankan sholat wajib maupun sunnah, namun wanita haid harus tetap menjalankan ibadah lain seperti bershalawat kepada Allah SWT. Memuji Asma Allah seperti menghafal asmaul husna, mengkaji dan memahami terjemahan al-Quran, atau dengan membaca dan menghafal kitab-kitab Hadis.

3 dari 4 halaman

Tata Cara Mandi Besar Setelah Haid Sesuai Ajaran Nabi

Dalam Islam, bersuci setelah haid wajib hukumnya agar tubuh kembali suci untuk kembali melakukan ibadah wajib. Bersuci setelah haid menurut islam adalah dengan cara mandi besar. Menurut Islam, tata cara mandi besar setelah haid memiliki urutan-urutan yang perlu dijalani agar tubuh benar-benar kembali pada keadaan suci.

Namun, tidak sedikit wanita muslim yang menganggap definisi mandi besar setelah haid adalah hanya dengan mencuci rambut atau keramas, membasahi tubuh dengan air, dan membersihkan kemaluan. Padahal, mandi besar setelah haid lebih dari sekedar membersihkan tubuh atau fisik. Menurut ajaran Nabi, terdapat beberapa urutan tata cara mandi besar setelah haid yang harus dipraktikan agar tubuh kembali suci luar dan dalam.

Untuk mengetahui tata cara mandi besar setelah haid sesuai ajaran Nabi, berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkapnya dari berbagai sumber, Senin (21/1/2019) agar tubuh kembali suci sesuai syariat islam.

4 dari 4 halaman

Niat mandi besar setelah haid

Tata cara mandi besar setelah haid yang pertama adalah dengan membaca niat yang dapat dilakukan dalam hati maupun secara lisan. Berikut adalah niat yang dibaca saat hendak mandi besar.“Nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbar minal haidi fardlon lillahi ta'ala.”

Menggunakan wewangian

Setelah membaca niat, siapkan kapas yang dilumuri wewangian atau parfum tanpa mengandung alkohol. Selanjutnya, bersihkan kemaluan dengan kapas yang telah diberi parfum. Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi SAW ketika beliau ditanya oleh seorang wanita Anshor. “Bagaimana aku mandi dari haid?’ Beliau menjawab: “Ambillah sepotong kapas yang dilumuri dengan minyak wangi lalu bersihkan dengan itu.”Membersihkan kedua telapak tangan Siram atau basuhlah tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan sebaliknya dan diulangi sampai 3 kali. 

Mandi dengan air bersih

Setelah menggunakan wewangian, tata cara mandi besar berikutnya adalah mandi dengan air bersih. Mandi besar setelah haid dilakukan seperti mandi sesuai kebiasaan. Namun, diwajibkan untuk mencuci rambut atau keramas dengan shampo untuk menghilangkan kotoran di kepala.

Menyiram dan Membersihkan Seluruh Anggota Tubuh

Tata cara mandi besar yang terakhir adalah membersihkan seluruh anggota tubuh. Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan bersihkan, baik pada bagian-bagian yang tersembunyi atau lipatan seperti ketiak, dibawah kemaluan, badan bagian belakang, dan juga pada sela-sela jari kaki.

 

Reporter: Yunisda Dwi Saputri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini