Sukses

14 Tahun Berlalu, Deretan Kenangan Tsunami Aceh yang Paling Diingat

Peristiwa dahsyat tsunami Aceh, 14 tahun silam itu hingga kini masih menyisakan berbagai cerita.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa besar dan tsunami dahsyat melanda Aceh 14 tahun silam, tepatnya pada 26 Desember 2004. Tsunami yang didahului gempa berkekuatan 8,9 SR tersebut selain menelan korban ratusan ribu jiwa, juga memporak-porandakan sarana publik. Aceh pun kala itu lumpuh.

Peristiwa dahsyat tersebut menelan hingga 500 ribu korban jiwa meninggal, ribuan orang terluka dan sebagian lagi dinyatakan hilang.

14 tahun berlalu, kondisi masyarakat Aceh sudah normal kembali. Bahkan, infrastruktur yang porak poranda akibat tsunami kini sudah berdiri tegak dan sebagian menjadi objek wisata untuk mengenang peristiwa dahsyat yang pernah menimpa kota yang kerap disebut sebagai Serambi Mekkah ini.

Setiap tahunnya, masyarakat Aceh dan seluruh warga Indonesia memperingati peristiwa tsunami dahsyat ini. Di Aceh sendiri, peringatan tsunami dilakukan dengan menggelar acara peringatan dan ziarah ke kuburan massal korban tsunami.

Peristiwa 14 tahun lalu tersebut hingga kini masih menyisakan berbagai cerita. Mulai dari cerita soal dahsyatnya tsunami, hingga berbagai keajaiban yang terjadi dan momen-momen saat Aceh telah bangkit pasca tsunami.

Berikut beberapa kenangan paling diingat saat tsunami Aceh pada 26 Desember 2004.

1. Masjid Baiturrahman masih kokoh berdiri di tengah-tengah bangunan yang porak poranda

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh menjadi salah satu bangunan yang tetap kokoh berdiri meski di terjang gelombang tsunami. Masjid tersebut relatif masih utuh dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya yang hancur akibat tsunami. Masjid terlihat berdiri tegak dikelilingi oleh puing-puing bangunan yang terseret ombak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

2. Kapal PLTD Apung I yang terdampar di daratan

Kapal PLTD Apung I ini terseret ombak dan terdampar di daratan, di wilayah Desa Punge, Blang Cut, Jaya Baru, Banda Aceh. Ukuran kapal ini lebih besar daripada kapal kayu yang terdampar di atap rumah. Bangkai kapal ini kemudian dijadikan tempat wisata. Monumen peringatan tsunami pun di bangun di lokasi kapal ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3 dari 7 halaman

3. Tujuh orang selamat karena naik kubah masjid

Saat tsunami menerjang Aceh, ada kisah tujuh orang yang selamat berkat naik ke kubah Masjid Jami yang terletak di Desa Lam Teungoh. Bangunan masjid ini hancur, namun kubahnya tetap utuh dan terseret hingga 2,5 kilometer ke Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Kubah inipun kemudian menjadi destinasi rekreasi dan diberi nama Kubah Tsunami. Diperkirakan kubah ini memiliki bobot sekitar 80 ton.

4 dari 7 halaman

4. Jalanan di Meulaboh porak-poranda

Meulaboh merupakan salah satu wilayah paling parah terdampak tsunami. Hampir seluruh wilayahnya mengalami kerusakan bangunan. Puing-puing bangunan yang hancur pun berserakan hampir di sepanjang jalanan. Kendati demikian, Meulaboh kini sudah bangkit dan menunjukkan pembangunan yang signifikan. Kondisinya pun kini telah pulih seperti semula.

5 dari 7 halaman

5. Kapal erseret ombak hingga terdampar di salah satu perumahan warga

Sebuah kapal kayu terseret ombak tsunami dari wilayah pantai hingga ke perumahan warga. Kapal ini kemudian tersangkut di atap salah satu rumah. Hingga kini, kapal tersebut masih berada di sana dan rumah tersebut kini menjadi museum peringatan tsunami Aceh tahun 2004.

6 dari 7 halaman

6. Masjid Rahmatullah masih utuh meski lokasinya hanya 500 meter dari bibir pantai

Salah satu keajaiban yang terkenang hingga saat ini adalah bangunan masjid Rahmatullah yang terlihat kokoh kendati digulung tsunami.

Masjid ini terletak 500 meter dari bibir pantai. Bangunan di sekitarnya porak poranda terseret tsunami, tetapi masjid yang dibangun pada 12 September 1997 oleh Gubernur Aceh saat itu Syamsudin Mahmud menjadi satu-satunya bangunan yang tersisa dari sebuah perkampungan di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.

7 dari 7 halaman

7. Kisah Martunis terombang-ambing 21 hari di lautan

Kisah Martunis berawal saat ia sempat terkatung-katung di laut selama 21 hari. Saat ditemukan oleh jurnalis televisi Inggris, ia yang saat itu masih berusia tujuh tahun itu tengah memakai seragam tim nasional Portugal.

Pascatsunami, Cristiano Ronaldo mengunjungi Aceh dan bertemu bocah yang kehilangan keluarganya ini untuk datang ke Portugal. Sejak saat itu, Martunis pun selalu disorot publik khususnya warga Tanah Air dan Portugal karena Ronaldo menjadikannya sebagai anak angkat.

 

Reporter:

Weni Arfiyani

Sumber: Brilio.net

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.