Sukses

Ini WNI Pertama di Kaledonia Baru yang Jadi Pengajar Bahasa Prancis dan Diakui Dunia

Budiyanto, seorang Warga Indonesia asal Sumatera Utara yang menetap di Kaledonia Baru, memperoleh sertifikat pengajar bahasa Prancis yang diakui di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Budiyanto, seorang warga Indonesia asal Sumatera Utara yang menetap di Kaledonia Baru, memperoleh sertifikat pengajar bahasa Prancis yang diakui di seluruh dunia. Itu bukanlah hal yang mudah, bahkan bagi orang Prancis sendiri. Sebab untuk mendapatkannya seseorang harus mampu mengikuti ujian kompetensi atau membuat sebuah karya tulis di bidang pengajaran yang harus dipertahankan di depan para ahli didaktik dan linguistik penutur Bahasa Prancis.

Namun hal ini tak menurunkan nyali Budiyanto. Pada November lalu, dirinya berhasil mengantongi sertifikasi tersebut dengan nilai yang baik dari Université de la Nouvelle-Calédonie. Budiyanto kini menjadi warga Indonesia pertama di Kaledonia Baru yang meraih prestasi tersebut.

Pria yang akrab disapa Budi ini menceritakan bahwa di dalam kelas pada saat kuliah singkat di Kaledonia Baru, dirinya adalah satu-satunya orang Indonesia sedangkan selebihnya adalah warga negara Prancis yang memang sudah berbahasa Prancis sejak kecil. Pria berdarah Jawa, Batak, dan Minang ini baru mulai mengenal Bahasa Prancis ketika berkuliah di Universitas Negeri Medan pada akhir tahun 2011. Sebelumnya dia sempat ingin mengambil jurusan Bahasa Jepang di Universitas Sumatera Utara, namun takdir berkata lain.

“Ketika saya hendak mendaftar di USU melalui jalur PMDK, pihak Universitas tidak memberikan peluang untuk masuk ke fakultas bahasa karena sewaktu SMU saya jurusan IPA. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar di perguruan tinggi lain dan belajar bahasa Prancis”, ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Dirinya tidak pernah menyangka kalau akhirnya Bahasa Prancis memberikan banyak peluang kerja. Misalnya di awal tahun 2005, setelah terjadinya bencana tsunami di Aceh dia mendapatkan kesempatan untuk menjadi penerjemah di beberapa LSM Prancis.

Pada Maret 2007, bungsu dari enam bersaudara ini meninggalkan keluarganya dan bekerja di Kaledonia Baru, teritorial Prancis yang berada di Pasifik Selatan. Sekarang Bahasa Prancis menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya, namun tidak lantas membuatnya lupa akan Bahasa Indonesia.

Sebagai bentuk kecintaannya kepada Bahasa Indonesia, Budi juga mencoba menyebarkan bahasa Ibunya, terutama kepada para penutur Bahasa Prancis melalui YouTube dengan akun Beyano Beyano: https://www.youtube.com/user/Thebeyano.

Selain melalui media daring, Budi juga menyebarkan bahasa Indonesia dengan mengajar kursus-kursus perorangan maupun kelompok. Bahkan pada awal tahun 2019 nanti, dirinya mendapat kesempatan untuk mengajar dasar-dasar Bahasa Indonesia di Université de la Nouvelle-Calédonie kepada para mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.