Sukses

Jalan Kaki Kurang 180.000 Langkah, Perusahaan Ini Denda Karyawan

Jika karyawan gagal mencapai target yang ditetapkan, mereka harus membayar setiap langkah yang terlewat secara tunai.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah perusahaan real estat di Guangzhou, Tiongkok, menetapkan peraturan aneh bagi karyawan yang mewajibkan untuk berjalan kaki. Bahkan karyawan yang tidak memenuhi target bulanan sebanyak 180 ribu langkah, maka akan didenda 0,01 yuan atau setara dengan Rp 20 ribu untuk setiap langkah.

Beberapa perusahaan asuransi kesehatan di Tiongkok bahkan menggunakan aplikasi untuk melacak perjalanan harian klien mereka.

Menurut surat kabar China Information Times, perusahaan yang tak disebutkan namanya itu memang mewajibkan karyawannya untuk berjalan setidaknya 180 ribu langkah per bulan. Jika karyawan gagal mencapai target yang ditetapkan, mereka harus membayar setiap langkah yang terlewat.

Seorang karyawan perusahaan itu yang diidentifijasi bernama Xiao C, mengatakan bahwa pada bulan lau dia tidak mencapai target dan hanya berhasil dengan 10 ribu langkah. Jadi atasannya memotong gajinya sebesar 15 dolar.

"Itu sangat menyakitkan. Tugas bulanan kami adalah 180 ribu langkah. Menurut perhitungan bulanan 30 hari, rata-rata 6000 langkah per hari. Sepertinya tidak banyak, tapi sebenarnya itu masalah besar buat saya," kata Xiao, seperti melansir Odditycentral, Rabu (5/12/2018). 

Dia juga menjelaskan bahwa pada perusahaan tersebut dia bekerja di bagian sumber daya perusahaan dan menghabiskan sebagian besar waktunya di meja.

"Saya memahami bahwa perusahaan berharap karyawannya dapat lebih banyak berolahraga agar lebih sehat. Tapi kami tidak dapat berjalan selama kerja. Setelah pulang kerja pukul 9 malam, kami harus mencapai kuota harian saya untuk berjalan. Itu tentu menjadi beban tambahan dan mempengaruhi jadwal tidur," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak mendapatkan imbalan

Banyak karyawan memutuskan untuk mengundurkan diri karena tak sanggup dengan kebijakan tersebut. Sebab, tidak ada imbalan jika karyawan berhasil mencapai target.

"Persyaratannya terlalu tinggi dan tidak ada imbalan. Semua orang merasa sangat lelah," tambah Xiao.

Kebijakan tersebut tampaknya hanya memberikan tekanan pada karyawan, bahkan tidak membuat sebagian besar karyawan lebih sehat. Banyak karyawan malah menggunakan sebuah perangkat membohongi smartphone mereka untuk menghitung langkah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.