Sukses

5 Negara Ini Belajar dari Indonesia Agar Cepat Maju

Perkembangan Tanah Air di mata dunia rupanya membuat sejumlah negara ini ingin belajar banyak dari Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Setiap negara di dunia berlomba-lomba untuk membangun infrakstruktur mereka menjadi lebih baik. Indonesia mungkin belajar banyak dan mendapatkan pengalaman dari negara lain.

Meski begitu, prestasi Indonesia di mata dunia rupanya cukup membanggakan. Terbukti dengan adanya sejumlah negara yang belajar banyak dari Indonesia. 

1. India ingin belajar penyelenggaraan haji

Jemaah haji Indonesia memang yang paling besar dari negara-negara lainnya. Dibutuhkan pengelolaan yang sangat baik dalam hal ini.

Delegasi India ternyata mengapresiasi sistem penyelenggaraan haji Indonesia. Komisi Haji India berdiskusi dengan pimpinan Daerah Kerja (Daker) Madinah tentang mengenai makanan, tranportasi, dan kesehatan.

Delegasi India mengatakan, Indonesia mampu mengelola jemaah haji dalam jumlah banyak dengan sistem yang baik. Ada kesamaan penyelenggaraan haji antara India dengan Indonesia.

Menurut Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Muhammad Khanif, kesamaan itu adalah sistem masa tinggal mencapai 40 hingga 42 hari di Arab Saudi, hingga penggunaan tempat pemondokan baik jemaah maupun petugas yang sama-sama menggunakan sistem sewa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Malaysia belajar tentang perkeretaapian Indonesia

Hal ini ditunjukkan dari kunjungan Kereta api Tanah Melayu Berhad (KTMB) ke PT KAI beberapa waktu lalu. Mereka berkunjung ke DAOP 1 Jakarta, DAOP 2 Bandung, DAOP 6 Yogyakarta.

KTMB diberikan beberapa bekal dari PT KAI, seperti pelatihan-pelatihan yang dilakukan di Pusdiklat Ir. H. Djuanda tentang manajerial, simulator persinyalan, proses diklat mahasiswa PT KAI, sistem operasional perjalanan kereta api, dan melihat proses perawatan lokomotif.

3 dari 5 halaman

3. Australia belajar tentang penanganan terorisme

Penanganan terorisme di Indonesia juga membuat kagum negara di dunia, salah satunya Australia. Kepala Kepolisan Federal Australia (Australian Federal Police/AFP Commissioner), Adrew Colvin, terkesan dengan cara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menanggulangi terorisme di Tanah Air. Bahkan ia menanyakan cara penanggulangan yang dilakukan BNPT.

"Kita jelaskan bahwa kita mengkombinasikan antara hard approach (pendekatan keras melalui penegakan hukum) dan soft approach (pendekatan lunak)," ujar Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius.

Kepada Adrew Colvin, dia menyampaikan, penggunaan pola hard approachment itu tidaklah menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, BNPT selama ini selalu mengedepankan pola soft approach.

4 dari 5 halaman

4. Afghanistan belajar cara memerangi korupsi

Menteri Kehakiman Afghanistan Abdul Nasser Haidari berkunjung ke KPK. Dia bersama rakyat Afghanistan berharap dengan kedatangan ini dapat memerangi korupsi.

"Tujuan pertemuan hari ini pak menteri membawa delegasi untuk melihat bagaimana pembentukan antikorupsi di Afghanistan dan ingin pelajari apakah model KPK bisa juga dibuat di atas, karena mereka belum memiliki badan antikorupsi sampai sekarang," kata Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.

Abdul membeberkan alasan pihaknya memilih belajar kepada KPK untuk memerangi korupsi. "Salah satunya karena sering laporan PBB sering sebut Indonesia sukses lawan korupsi melalui KPK, dan kita juga punya hubungan dekat dengan Indonesia dan tentang sekitar 5 hingga 15 tahun koruptor ditangkap dan dipenjara," katanya.

5 dari 5 halaman

5. Nigeria belajar pembangunan desa

Delegasi Pemerintah Nigeria berkunjung ke Indonesia dalam rangka studi banding percepatan pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan dalam kerangka South South Cooperation (Kerja sama Selatan-Selatan). Saat itu Nigeria sedang melaksanakan Proyek Pengembangan Masyarakat dan Sosial.

Para delegasi nantinya dapat saling bertukar pengetahuan dan wawasan serta belajar langsung dari para pelaku pembangunan pedesaan.

Salah satu yang bisa dijadikan contoh adalah program Generasi Sehat Cerdas (GSC) dengan bentuk intervensi kebutuhan sosial dasar dan kesehatan bagi masyarakat desa, kata Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT (Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi) Anwar Sanusi.

Reporter

Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.