Sukses

Donasikan ASI Sebanyak 15 Lemari Es, Sosialita Thailand Malah Dikecam oleh Dokter

Seorang sosialita Thailand telah memicu kritik dari pada dokter dan ahli setelah menyumbangkan ASI-nya sendiri pada ibu-ibu lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang sosialita Thailand telah memicu kritik dari pada dokter dan ahli setelah menyumbangkan ASI-nya sendiri pada ibu-ibu lainnya. Kampanye Passavee "Numwan" Payacaboot menjadi populer di media sosial setelah mendapat perhatian dari media.

Melansir dari Coconut Media, dalam sebuah wawancara dengan media lokal Passavee mengungkapkan bahwa ia memutuskan untuk membantu para ibu dengan masalah laktasi karena ia secara alami menghasilkan banyak ASI.

 

Normalnya, seorang ibu baru memproduksi hingga sekitar 3,8 cangkir ASI tiap hari. Menurut Passavee, ia menyimpan kelebihan ASI-nya dalam kantong tertutup yang mengisi hingga 15 lemari pendingin di rumahnya.

"Saya mengerti bagaimana rasanya menjadi ibu tanpa ASI alami," katanya.

Ia menambahkan bahwa ada begitu banyak kemungkinan masalah pada ibu baru. Dari ibu yang tidak menghasilkan susu atau jika seorang ibu telah menjalani operasi dan memiliki komplikasi medis. Dalam beberapa kasus, orang tua meninggalkan anak-anak mereka sendiri.

"Saya tak bisa diam melihat masalah ini dan ingin membantu," tambah dia.

Bank ASI Passavee yang disebut Klinik Filoga telah menarik sejumlah besar ibu baru yang membutuhkan ASI-nya. Semakin populernya kampanye Passavee telah mendorong beberapa dokter untuk bersuara menentang menyusui bayi dengan ASI orang lain, dengan alasan ada bahaya medis.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Menteri Sekretaris Kesehatan Publik Dr Pornpimol Wipulakorn adalah salah satu dari mereka yang menentang praktik pembagian susu yang tak teratur. Dalam sebuah pernyataan, Pornpimol menekankan bahwa tak peduli seberapa baiknya donor itu, berbagi ASI yang tak diregulasi menimbulkan banyak potensi risiko kesehatan.

Ia mencontohkan bagaimana menyumbangkan susu di bank ASI pemerintah, harus diuji terlebih dahulu, didesinfeksi, diawasi ketat, dan dipasteurisasi sesuai dengan standar medis. Profesor Ilmu Kedokteran Anak Chulalongkorn dan juga Profesor Pediatrik, Yong Poovorawan menggemakan sentimen serupa melalui posting Facebook.

Dalam unggahannya, Yong menjelaskan bahwa bio-material seperti darah dan ASI dapat menularkan kuman dan penyakit. Karena itu, setiap donasi harus disaring bahkan jika itu telah disaring sebelumnya.

Menanggapi kritik yang berkembang, suami Passavee, Navin "Ta" Yaowapholkul mengunggah ke Instagram alasan mereka mengapa memulai kampanye dan mencatat tindakan pencegahan keselamatan yang mereka ikuti untuk mewujudkannya.

"Kami memulai kampanye ini dengan perhatian dan pemikiran yang sangat teliti. Tapi tentu saja, tak ada apapun dalam kehidupan yang datang tanpa risiko. Kami bekerja dengan dokter berpengalaman dengan keahlian luar biasa dalam bidang ini di Klinik Filoga," tulis Navin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini