Sukses

Setop Menunggang Gajah di Tempat Wisata, Ini Sebabnya

Pernah menunggangi gajah? Ini alasan mengapa kamu perlu mengentikan pilihan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Bukan hal yang asing kalau gajah pernah ditunggangi atau lebih tepatnya punya fungsi untuk membantu manusia bertransportasi.

Jadi di sejumlah tempat yang memiliki populasi gajah yang besar, mereka kerap kali disewakan untuk membantu wisatawan menjelajahi tempat baru, sambil mendapatkan pengalaman naik gajah.

Mungkin terdengar seru dan menarik, padahal di lain sisi pilihan tersebut justru dapat melukai dan menyiksa gajah. Hal ini menjadi viral diketahui awam, setelah instagram @komentatorpedas mengunggah ulang postingan milik iqbalhimawan.

"Saya bertobat. Saya nggak akan pernah naik gajah lagi, meskipun di India. Saya nggak akan bersenang-senang di atas penderitaan mahluk pintar yang punya empati ini," tulis Iqbal.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dapat melukai gajah

Berdasarkan penjelasan Iqbal lebih lanjut, saat kita menunggangi gajah, tindakan tersebut dapat melukai punggung gajah.

Stuktur punggung gajah memiliki tonjolan tulang-tulang tajam yang dilapisi jaringan kulit yang tipis. Saat diberikan dudukan di atas punggung gajah, hal ini justru akan melukai tulang belakang mereka.

"Kalau tulang belakang sakit, kita sih bisa langsung teriak, mengeluh gak henti-henti. Nah gajah bisa apa?" tambah Iqbal.

Tanda gajah sudah kesakitan biasnaya terlihat ketika mereka mengeluarkan air mata. Selain kehilangan anggota keluarga, gajah juga bisa menangis ketika merasa kesakitan. Walaupun tubuh mereka besar dan kuat, namun gajah merupakan hewan yang penuh empati dan pintar.

Selain tindakan tersebut melukai mereka, gajah juga menempuh perlakuan yang buruk sebelum mereka jinak dan menurut untuk mau menunggangi manusia.

"Gajah kecil yang biasanya diambil dari induk mereka dan mengalami pelatihan yang keras oleh manusia," tulis Dodo Impact.

3 dari 3 halaman

Dilatih dengan kejam

Pada tahap awal, para gajah kecil yang dipisahkan dari induk mereka diikat pada pohon supaya tidak melarikan diri selama satu minggu, besarakan laporan Wildlife at Risk International (WAR).

Mereka hanya dikasih makan pisang dan air, padahal saat masih bayi mereka perlu meyusu pada induk mereka sampai berusia dua hingga empat tahun.

Pelatihan yang biasanya dilakukan juga mengurung mereka pada kandang kecil. Dimana pada tahap itu gajah mengalami siksaan berat. Mereka tidak bisa bergerak, kekurangan tidur, hingga mendapat perlakuan buruk dari manusia hingga kesakitan. 

Walaupun sudah menurut pada manusia, kadangkala gajah juga kerap disiksa oleh para pelatih mereka dengan menggunakan ankus atau (bull hook) untuk mengendalikan mereka. Selain itu, tak sedikit gajah yang mati karena kehausan dan kurang makan akibat dieksploitasi dalam industri turis.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.