Sukses

Heoibikuni, Pelayan Wanita yang Tugasnya Mengakui Kentut Majikannya

Pada abad ke 15-17, wanita bangsawan di Jepang punya ide aneh untuk menyewa pelayan supaya bisa disalahkan saat mereka kentut.

Liputan6.com, Jakarta - Zaman dahulu memang ada berbagai macam hal yang terkadang bikin heran. Meski bikin gagal paham, ada sejumlah kebiasaan wanita di Jepang dulu yang meminta jasa aneh untuk menanggung rasa malu mereka.

Walaupun enggak habis pikir, rasa malu tersebut ternyata membuka kesempatan pekerjaan di masa lampau. Ketika periode Edo berlangsung (1603-1868) kebanyakan bangsawan wanita saat itu memiliki ide yang tidak biasa yakni dengan menyewa 'heoibikuni'.

Heoibikuni tentunya mempunyai pekerjaan untuk melayani kebutuhan majikan mereka. Mulai dari pekerjaan biasa, hingga mengambil alih tanggung jawab menyoal urusan kentut majikan yang merupakan tugas mereka.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video pilihan di Bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penting saat acara perjodohan

Ketika majikan mereka kentut secara terang-terangan, sudah menjadi tugas heoibikuni untuk mengakui bahwa bau itu merupakan miliknya di depan umum. Sehingga mampu menanggung malu sang majikan.

Apalagi di saat acara penting seperti perjodohan, tugas heoibikuni amat dibutuhkan bagi majikan mereka. Hal ini dilakukan agar majikan mereka tetap mendapat reputasi yang bagus dan citra yang positif di mata orang lain, terutama calon jodoh mereka.

Ya, tentunya melakukan pengakuan semacam itu bukanlah hal yang muda dan butuh keberanian yang tinggi untuk mengakuinnya. Oleh karena itu, hanya kaum wanita bangsawan saja saat era Edo yang mampu menyewa jasa heiobikuni.

Lebih anehnya lagi, tugas ini benar-benar murni hanya dilakukan oleh wanita. Tidak ada alasan yang jelas mengapa hanya wanita, namun dari riwayat sejarah Jepang ditemukan tidak ada satupun pria yang mengajukan diri dengan pekerjaan aneh ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.