Sukses

NASA Prediksi Kondisi Bumi Puluhan Tahun Mendatang

Perubahan drastis pada bumi membuat peneliti NASA angkat suara untuk memprediksi kondisi bumi dalam beberapa dekade mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Bumi kita memang rentan, semakin lemah karena tindakan manusia yang sering menyebabkan polusi dan pemanasan global. Akibat hal itu, bumi mengalami perubahan drastis dari waktu ke waktu.

Menyadari perubahan tersebut, pihak peneliti NASA sampai memprediksi kondisi seperti apa yang akan terjadi pada bumi dalam beberapa dekade mendatang.

Penasaran bagaimana prediksi NASA tentang bumi kita yang semakin berubah? Berikut rangkuman dari Merdeka.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Bumi makin dingin

Suhu Bumi makin dingin saat memasuki tahun 2030. Prediksi suhu ekstrem ini dikatakan oleh sejumlah ilmuwan. Seorang Profesor bernama Valentina Zharkova memperingatkan manusia bila zaman es akan kembali membekukan Bumi. Ini diakibatkan kacaunya siklus Matahari.

Perlu diketahui, Matahari mempunyai siklus 11 tahunan di mana saat siklus itu terjadi, aktivitas Matahari mencapai puncaknya atau sebaliknya 'tertidur'.

Di siklus Matahari ke-26 yang akan terjadi di antara tahun 2030-2040, aktivitas matahari akan mencapai titik terendahnya, sama seperti 370 tahun silam. Fenomena pasifnya Matahari itu disebut 'Maunder Minimum'.

Menurut Profesor Valentina, kacaunya siklus Matahari itu disebabkan oleh tidak 'seiramanya' gerakan lapisan luar Matahari dan lapisan dalamnya. Ketika Maunder Minimum terjadi di tahun 2030-an, dua lapisan Matahari itu diprediksi saling mengganggu gerakan satu sama lain. Imbasnya, Matahari tidak bisa menghasilkan energi penuh seperti biasa.

3 dari 4 halaman

2. Jumlah karbon dioksika bertambah

Kepala Iklim dan Lingkungan di Laboratorium Fisika Nasional Inggris, Jane Burston, mengatakan Tiongkok menjadi negara penyumbang polusi di dunia pada 2017. Ini dikarenakan banyaknya pembuangan bahan bakar fosil.

Sementara di Eropa, dia memprediksikan banyaknya perdagangan panel surya murah di pusat perdagangan, karena energi terbarukan di dunia turun tajam. Tentu ini mempengaruhi kondisi Bumi di masa depan.

4 dari 4 halaman

3. Bumi akan mengering

Di masa depan, Bumi diprediksikan akan mengering karena pemanasan global. Lebih dari 25 persen permukaan Bumi diprediksi mulai mengalami dampak aridifikasi pada 2050.

Studi lingkungan yang diterbitkan oleh The Journal Nature Climate Change mengungkapkan dampak aridifikasi tersebut bisa terjadi apabila manusia tidak mengikuti perubahan yang diusulkan oleh Kesepakatan Iklim Paris. Studi tersebut mengklaim, apabila suhu rata-rata bumi naik dua derajat Celcius maka dalam 32 tahun mendatang, Bumi bisa menjadi padang pasir.

Peneliti The Journal Nature Climate Change Manoj Joshi memprediksi bahwa aridifikasi akan muncul sekitar 20 hingga 30 persen permukaan Bumi. Aridifikasi tersebut terjadi pada saat perubahan suhu rata-rata global mencapai dua derajat Celcius.

Cara untuk mengurangi pemanasan global juga mereka jelaskan. Caranya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Pengurangan emisi tersebut dapat mengurang potensi terjadinya aridifikasi.

Reporter:

Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini