Sukses

Menolak Jadi Cawapres, Ustaz Somad Berikan 4 Alasan

Nama Ustaz Somad sempat dilirik pihak Prabowo untuk menjadi cawapres. Namun, apa alasan Ustaz Somad menolak tawaran tersebut?

Liputan6.com, Jakarta - Pilpres 2019 sepertinya menyajikan kejutan besar bagi masyarakat Indonesia. Jokowi menggandeng Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya, sedangkan kubu Prabowo memutuskan Sandiaga Uno menjadi calon wakilnya.

Sebelum deklarasi ini disampaikan ke publik, sejumlah pihak yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden sempat bikin heboh publik. Dari pihak Prabowo sebelumnya telah tercatat nama Ustaz Abdul Somad sebagai kandidat cawapres.

Walaupun ditolak, Ustaz Somad memberikan sejumlah pernyataan terkait hal tersebut. Dirangkum dari Merdeka, berikut empat alasan Ustaz Somad menolak ajakan Prabowo sebagai cawapres.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Bukan sosok yang tegas

Ustaz Somad mengucapkan terima kasih namanya bisa masuk dalam kandidat cawapres Prabowo. Dia mengatakan ada seseorang yang lebih layak menjadi cawapres Prabowo. Karena jika ingin terjun di dunia politik maka sikap tegas sangat diperlukan.

Dia sendiri merasa tidak mempunyai sikap tersebut. Ini dapat dilihat jika ada yang mengundang untuk berdakwah dia selalu menyanggupi untuk hadir.

"Yang paling mengetahui diri kita, kita sendiri. Kami senang sekali dengan ustaz tegas berapi-api saat ceramah, tapi setelah turun dari mimbar dia amat sangat lembut dan lunak, susah untuk mengatakan tidak."

"Dalam politik kita tidak bisa bilang tidak. Saya pribadi kepada jemaah itu susah mengatakan tidak, maka masjid mana iya, iya, iya. Kalau itu dibawa ke dunia politik wah bisa kacau. Saya bisa iyakan semuanya, iya iya itu bahaya sekali itu salah satu contoh kecil," kata Ustaz Somad yang dikutip dari acara Talkshow TvOne.

"Saya orangnya terlalu mudah, tak sampai hati melihatnya. Kalau dalam dunia pendidikan baik, tapi kalau dunia politik tidak bisa harus ada ketegasan," sambungnya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

3 dari 5 halaman

2. Popularitas di media sosial tidak bisa jadi ukuran

Banyak yang menginginkan Ustaz Somad maju sebagai cawapres karena memiliki popularitas, khususnya di kalangan umat Islam. Ini bisa dilihat di media sosial saja ceramah Ustaz Somad bisa ditonton jutaan orang. Tapi menurut dia, populer di media sosial tidak bisa jadi ukuran dirinya dengan mudah menjadi cawapres.

"Siapa yang paling banyak dicari di internet. itu tidak bisa dijadikan standar. Saya sendiri sudah cek, yang paling banyak Ustaz Abdul Somad, tapi masih dikalahkan Nisa Sabyan. Itu enggak bisa dijadikan standar," jelasnya.

4 dari 5 halaman

3. Ustaz Somad netral

Walau tidak masuk dunia politik, Ustaz Somad berpesan kepada capres dan cawapres harus memperjuangkan Islam, kemudian menjadi pemimpin yang adil dan amanah.

"Saya selalu bersama kelompok yang memperjuangkan Islam yang pro pada ulama ada masanya saya tidak berpihak. Lalu, masalah dukung-mendukung support ke depan sampai hari ini saat ceramah tidak pernah menyebut nama, tidak pernah menyebut partai, tidak pernah menyebut nomor, menyebut warna kita hanya berceritakan tentang umum, pilih-lah pemimpin yang sayang ulama, pilih pemimpin yang amanah, pilih pemimpin yang adil," ujarnya.

5 dari 5 halaman

4. Fokus sebagai pendidik dan pendakwah

Alasan utama kenapa Ustaz Somad menolak jadi cawapres Prabowo karena dirinya ingin fokus sebagai pendidik dan pendakwah. Tidak ada keinginan terjun ke dunia politik.

"Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pada Jenderal Prabowo SubiantO, kepada itjimak ulama yang telah memberikan kepercayaan. Bahwa ini politik dan saya konsen di bidang dakwah dan pendidikan. Dari dulu saya bilang fokus di bidang dakwah dan pendidikan, kita bagi-bagi tugas. Saya merasa saya bukan siyasah, saya bukan Umar bin Khattab, saya bukan politisi. Saya lebih pada pendidik, pengajar, penceramah," tegasnya.

Reporter

Syifa Hanifah

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.