Sukses

Perikardium Alam Mahasiswa Unila, Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

Tahukah kamu bahwa angka kematian ibu dan angka kematian bayi hingga saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang belum terselesaikan?

Liputan6.com, Jakarta Tahukah kamu bahwa angka kematian ibu dan angka kematian bayi hingga saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang belum terselesaikan? Hal ini terlihat dengan belum tercapainya target penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita pada MDG’s per tahun 2015. 

Pemerintah sebenarnya sudah membuat program untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang merupakan garda terdepan dalam meningkatkan kesehatan khususnya bagi ibu dan anak di tengah masyarakat. Tenaga utama pelaksana posyandu adalah kader posyandu, yang kualitasnya sangat menentukan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih minimnya pengetahuan para kader posyandu. Minimnya pengetahuan kader posyandu menyebabkan kader kurang berperan aktif dalam pelaksanaan program posyandu, yang hal ini secara tidak langsung berdampak pada peningkatan angka kematian ibu, bayi, dan balita.

 Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang terdiri dari Alvin Widya Ananda, Charisatus Sidqotie, Haekal Alfhad, dan Rika Rahmawati di bawah bimbingan dr. Fitria Saftarina S. Ked., M. Sc menciptakan program PERIKARDIUM. Eits jangan salah Perikardium disini bukan berarti kantung jantung, akan tetapi ini merupakan kepanjangan dari program kesehatan Pemberdayaan Kader Posyandu yang tujuannya untuk Menyukseskan Program Kesehatan Pemerintah melalui Gerakan 3M.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Berbeda dari program lainnya, ternyata Perikardium ini juga lebih mengedepankan kepada lintas sektor antara masyarakat desa, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, PKK, Aparatur Desa, dan tenaga kesehatan setempat. Pelaksanaannya pun dimulai dari penyuluhan, pelatihan, simulasi ketrampilan, sharing, dan evaluasi dalam hal penerapan gerakan 3M yaitu mengukur dan mengedukasi status gizi balita, meningkatkan cakupan imunisasi lengkap pada balita, dan meningkatkan kunjungan antenatal care(kunjungan kehamilan) minimal 4 kali pada ibu hamil.  

Menurut Yati, salah seorang bidan yang bertugas, program ini sangat membantu. Apalagi untuk membantu program pemerintah mengurangi angka kematian ibu dan bayi, dari yang sebelumnya tidak bisa mengukur tinggi badan, menghitung status gizi, dan mengukur tekanan darah, sekarang lebih mahir dalam pemeriksaannya.  

Sebagai bentuk keberlanjutan, program ini berhasil diadopsi di Desa krawangsari dan beberapa desa lainnya yang juga angka kematian ibu dan bayinya cukup tinggi. Selain itu, sebagai bentuk apresiasi program ini juga akan diadopsi menjadi program KKN tematik di Universitas Lampung.

Dengan begitu diharapkan dari Program ini bias menekan angka kematian ibu, bayi, dan balita, serta dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat diterapkan di posyandu daerah lainnya sehingga program posyandu dapat terlaksana dengan baik dan optimal. Nah bagaimana menurut kamu, apakah perikardium ini bisa dijadikan solusi membantu pemerintah dalam penanganan kasus kematian ibu dan anak?

Penulis:

Muhammad Yogi Maryadi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini