Sukses

Bikin Geger, 8 Hewan Ini Gantikan Manusia Jadi Politikus

Entah karena memang menyindir pemerintahan dan politik, politikus di berbagai negara ini justru tidak dijalankan oleh manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Tak dapat dipungkiri, bagi sebagian orang politik mungkin terdengar kejam dan terkadang kotor. Oleh sebab itu, banyak orang mengekspresikan humor yang menyamakan kerja politikus dengan hewan.

Meski hal tersebut terdengar hanya sebagai lelucon, namun sejumlah kasus ini justru membuktikan bahwa tidak hanya manusia yang bisa ikut berpartisipasi dalam politik. Karena itu, kami rangkum 8 politisi yang ternyata bukan manusia, dikutip dari Cracked.

1. Incitatus, Senator kuda 

Masa pemerintahan Romawi, Caligula terkenal sebagai pemimpin yang kontroversi. Salah satu kebijakannya yang terkenal nyeleneh yakni, menjadikan seekor kuda sebagai anggota senat.

Meski Caligula kerap dianggap tak masuk akal, sebenarnya sejarawan melihat perspektif yang unik darinya. Caligula memang sengaja menempatkan kuda itu sebagai cara candaan satirnya terhadap politik.

Bermula sebagai kuda kereta pertempuran, Incatius sebelumnya diberi nama 'Porcellus' atau babi kecil. Karena tak pernah terkalahkan di medan pertempuran, Kaisar Caligula membawa kuda itu ke kursi politik.

Karena saking dekatnya dengan kuda itu, Caligula kemudian membangun istana untuk kuda itu sampai ia memiliki pelayan sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

2. Boston Curtis, seekor keledai

Memang ada beragam cara untuk menyindir kinerja para politisi. Seperti yang dilakukan oleh Walikota Milton, Kenneth Summons di tahun 1938.

Untuk mempermalukan kaum republik, dan mengajarkan orang-orang tentang pelajaran pemungutan suara yang benar serta bertanggung jawab. Ia mengambil langkah besar yang cukup kontroversial.

Seekor keledai bernama Boston Curtis dipilihnya sebagai anggot Komite Republik dengan 51 suara. Walikota itu mempunyai ide untuk meletakan sidik jari sang keledai pada beberapa dokumen pencalonan komite.

Sampai akhirnya, Cutris yang dipaksakan ke dalam politik itu terpilih untuk mendapatkan jabatan tersebut. Entah apakah ia benar menjalankan tugasnya, atau posisinya sebagai polisi distrik hanya untuk sindiran saja.

3 dari 8 halaman

3. Badak bercula satu, Cacareco

Kondisi politik yang sempat berantakan di Sao Paulo, Brasil membuat geram penduduk sampai akhirnya mereka memilih politikus dengan cara yang berbeda.

Daripada memilih manusia, mereka justru menentukan pilihan pada seekor badak betina bernama Cacareco di tahun 1959. Badak tersebut mendapatkan angka hingga 100.000 suara. Namun, sebagian lagi yang tak memilih merasa abai dengan pemilihan suara pada saat itu.

Namun, Cacareco ternyata tak benar-benar terpilih sebagai walikota setelah pemungutan suara itu dibatalkan.

4 dari 8 halaman

4. Bosco Ramos

Terdengar seperti nama manusia, padahal merupakan seekor anjing. Di tahun 1981 di Sunol, California mengadakan pemilihan dan memenangkan anjing hitam tersebut sebagai walikota. Bisa dibilang bosco merupakan hewan pertama di Amerika yang terpilih sebagai walikota.

Sunol sendiri merupakan wilayah dengan penduduk mencapai 1.300 orang. Hukum di sana sepertinya masih mempertimbangkan apakah wilayah Sunol perlu memiliki seorang walikota.

Meski begitu, di belahan dunia lain tepatnya di Tiongkok, Bosco Ramos justru bikin geger. Tiongkok sendiri keras dengan aturan politik rezim komunis mereka, namun sejumlah masyarakat sempat menuntut untuk demokrasi.

Oleh karena itu, pemerintah sempat menggunakan taktik yang lebih halus dengan mencetak artikel pemilihan Bosco Ramos, untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah pada demokrasi di nergara Barat.

5 dari 8 halaman

5. Frederico, si kambing

Di tahun 1996, Frederico si kambing turut mewarnai politik di Brasil karena ikut serta sebagai kandidat walikota Pilar.

Meski kedengarannya konyol sekaligus kontroversial, kambing itu turut melakukan kampanye hingga konvoi untuk mendukungnya. Anehnya, ketika ia memimpin pemungutan suara saat itu, kambing malang itu ditemukan tewas dengan kemungkinan di racun.

Menurut pemiliknya, Federico ditemukan dalam keadaan mulut berbusa.

6 dari 8 halaman

6. Rabbit Hash, Kentucky

Rabbit Hush bukan nama seekor hewan melainkan nama kota di Kentucky, Amerika Serikat. Kota itu terkenal dengan fenomena pemilihan hewan untuk duduk di kursi politik.

Sejarahnya menyebutkan, kota tersebut memang sudah melakukan pemilihan hewan untuk walikota pada tahun 1998.

Entah karena penduduknya tak memiliki hal lain untuk dilakukan atau hanya bertujuan untuk mendapat perhatian. Keunikan lainnya, setiap kandidat yang terpilih menjadi walikota punya biografi secara rinci.

Kadangkala ditulis pengumuman agar para pengunjung dan masyarakat tidak memberikan walikota mereka dengan makanan manusia yang akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka.

7 dari 8 halaman

7. Maskot monyet

Di antara banyaknya kasus pemilihan yang melibatkan hewan. Mungkin yang satu ini bisa terbilang masuk akal, karena masih melibatkan manusia di dalamnya. Stuart Drummond merupakan seorang pria dengan kostum monyet yang merupakan maskot resmi dari tim olahraga di Inggris.

Sampai suatu ketika ia berbicara tentang isu-isu lokal serta kampanye tentang semua anak untuk setiap sekolah. Ketika pemiilhan pertama walikota dimulai pada 2002 di wilayah kecil Hartlepool, mereka dengan iseng menunjuk maskot monyet tersebut.

Namun, bukan manusia yang memakai kostum maskot itu untuk dipilih, melainkan karakter dari monyet tersebut.

8 dari 8 halaman

8. Pulvapies

Di antara banyaknya kasus pemilihan yang kontroversial, mungkin satu ini bikin geleng-geleng kepala. Pasalnya, sebuah kota di Picoaza, Ekuador pernah memilih sebuah produk bedak kaki menjadi walikota pada tahun 1967.

Saat menjelang waktu pemilihan, produsen bubuk kaki Pulvapies membuat iklan tentang tema yang hangat di masyarakat pada saat itu.

"Pilih calon apapun, tapi jika Anda menginginkan kesehatan dan kebersihan, pilih Pulvapies," begitu bentuk slogan iklan produk bubuk kaki tersebut.

Ternyata, penduduk kota Picoaza mengambil tindakan yang lebih serius dengan memenangkan Pulvapies sebagai walikota mereka. Meski begitu, produk kaki tersebut tidak benar-benar mengambil alih kantor walikota.

Hasil pemungutan suara tersebut juga tidak masuk akal karena tak ada kemungkinan manapun untuk membiarkan bubuk kaki ke kantor walikota.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.