Sukses

Prada Bangun Butik di Tengah Gurun Pasir, Ini Faktanya

Di tengah-tengah gurun yang sepi, berdiri sebuah toko ritel dari label fashion Prada. Kira-kira apa yang mendorong mereka untuk membangun toko di sana?

Liputan6.com, Jakarta - Barang-barang mewah biasanya akan dipasarkan secara khusus atau dijual melalui mal di kota-kota besar. Namun, pada 2005 terdapat sebuah toko berlabel Prada yang membuka ritelnya di tengah-tengah gurun luar Kota Marfa, Texas, AS.

Tentunya hal ini mengundang pertanyaan banyak orang. Mengapa sebuah label fashion ternama asal Italia membuka sebuah ritel di tengah padang gurun Texas? Adakah yang berniat untuk membeli di sana?

Ternyata, toko Prada yang sengaja dibuka di sana merupakan sebuah instalasi seni dari karya Michael Elmgreen dan Ingar Dragset, seniman asal Skandinavia.

Karya seni yang mereka namakan dengan Prada Marfa, diisi dengan tas dan sepatu yang merupakan koleksi asli. Kedua seniman juga meminta izin secara langsung kepada pihak Prada sebagai bagian dari karya seni mereka.

Toko ritel itu juga dibuat secara minimalis dengan sejumlah sepatu dan tas pilihan yang dipajang pada jendela kaca.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pameran Seni yang Mengkritik Budaya Konsumerisme

Jika dilihat sekilas, toko itu benar-benar nyata tapi tanpa terlihat aktivitas manusia di dalamnya. Uniknya, toko itu juga tak memiliki pintu yang berfungsi.

Prada Marfa seolah-olah dilihat sebagai sebuah pajangan tanpa fungsi di tengah-tengah gurun tak berpenghuni.

"Itu dimaksudkan sebagai kritik terhadap industri barang mewah, untuk menempatkan toko di tengah padang pasir. Prada merasa bersimpati dengan gagasan yang mengkritik mereka," pernyataan Elmgreen dalam sebuah wawancara 2013, dilansir dari All Thats Interesting.

Para seniman memang sengaja membangunnya di tengah padang pasir sebagai bagian dari unsur artistiknya. Keduanya berusaha membangun karya itu untuk mengkritik budaya konsumerisme.

3 dari 3 halaman

Sempat Dicuri dan Dirusak

Elmgreen dan Dragset juga tak pernah bermaksud untuk mempertahankan karya mereka di tengah gurun. Malahan, sehari setelah karya seni itu dipamerkan, sejumlah pencuri mengambil seluruh barang yang ada dalam toko.

Meski demikian, kedua seniman kembali memperbaiki kerusakan dan mengganti lebih banyak barang Prada. Namun, untuk mengantisipasi tindakan itu, mereka menempatkan kamera keamanan.

Namun, pada 2014, Prada Marfa kembali lagi dirusak meskipun tak ada barang yang dicuri. Kedua seniman harus kembali memperbaiki karya mereka. 

Prada Marfa ternyata masih bertahan berdiri di tengah gurun Texas hingga lebih dari satu dekade lamanya. Pameran seni Prada Marfa juga dianggap menjadi sebuah tempat wisata karena menarik perhatian orang. Dari situ, karya Elmgreen dan Dragset diklasifikasi sebagai sebuah museum.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.