Sukses

Awas, Sering Memakai Kertas Nasi Bisa Sebabkan Kanker

Kertas nasi berwarna coklat ternyata berbahaya untuk kesehatan karena banyak mengandung bahan kimia dari proses daur ulang kotak karton

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar masyarakat Indonesia, terbiasa membungkus makanan dengan styrofoam dan kertas nasi berwarna coklat.

Karena penggunaan Styrofoam sudah dilarang di beberapa daerah, dampaknya penggunaan bungkus nasi berwarna coklat semakin sering kita temui. Ya, penggunaan kertas nasi ini sudah tak asing di seluruh daerah di Indonesia.

Selain harganya yang murah, kertas nasi sering dipakai karena praktis sekali pakai. Selain itu, kertas nasi juga tahan minyak sehingga cocok digunakan sebagai pembungkus makanan.

Namun tahukah kamu, jika ada bahaya jangka panjang jika kita mengkonsumsi makanan yang dibungkus dengan menggunakan kertas nasi berwarna coklat ini?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hasil Penelitian Lembaga Ahli

Bahan pembuatan kertas nasi yang biasa digunakan pedagang pinggir jalan ini berasal dari kotak karton bekas, sehingga otomatis mengandung berbagai macam zat kimia berbahaya yang tidak seharusnya dikonsumsi manusia. Jika kita terus mengkonsumsi makanan yang dibungkus kertas nasi, zat kimia akan ikut menempel pada makanan.

Hasil penelitian LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), menunjukan bahwa terdapat sekitar 1,5 juta koloni bakteri per gram pada kertas nasi. Hal ini karena sebelum diproses di pabrik, kotak karton bekas selalu terpapar oleh sinar matahari, kotoran, air hujan dan debu.

3 dari 3 halaman

Bisa Menyebabkan Kerusakan Hati dan Kanker

Selain itu, karton yang digunakan untuk memproduksi kertas nasi, seringkali sudah tercemar tinta cetak, lilin, hingga lem perekat. Proses daur ulang akan membuat jamur berkembang biak dan akan semakin banyak saat masuk kedalam tubuh manusia.

Efek jangka panjang akibat terlalu sering mengkonsumsi makanan yang dibungkus kertas nasi diantaranya, kerusakan pada organ hati, kelenjar getah bening, asma, hingga memicu penyakit kanker.

Penulis:

Latif Munawar

Reporter Sahabat Liputan6.com

Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.