Sukses

4 Tokoh Indonesia Diabadikan Jadi Nama Jalan di Luar Negeri, Siapa Saja?

Sejumlah nama tokoh penting di Indonesia dijadikan sebagai jalan di luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta Mungkin sudah terdengar biasa jika jalan di Indonesia merujuk pada nama pahlawan. Selain agar nama jalan mudah dikenali, cara tersebut digunakan untuk mengenang sejarah dan perjuangan jasa para pahlawan. Di sisi lain, pernahkah terlintas di pikiranmu bahwa ada jalan di luar negeri yang ternyata menggunakan nama tokoh penting di Indonesia?

Ternyata tak hanya terkenal di dalam negeri, perjuangan para pahlawan untuk melakukan diplomasi hubungan dan politik mampu membuat nama mereka dikenang menjadi nama jalan di luar Indonesia.

Kira-kira siapa saja tokoh penting dari Indonesia yang namanya dihormati sebagai jalan di luar negeri? Berikut rangkumannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Jalan Ir Soekarno

Di Maroko, terdapat nama Soekarno Rue. Namun tak hanya di Maroko saja, nama Soekarno juga menjadi nama jalan di Peshawar, Pakistan, yaitu Soekarno Road. Ada juga dua tempat di Pakistan yang menggunakan nama Soekarno, yaitu Soekarno Square Khyber Bazar, Peshawar, dan Sukarno Bazar, Lahore. 

Penamaan ini menjadi salah satu cara untuk mengenang jasa Soekarno yang sudah membantu Pakistan saat konflik dengan India. Bahkan hingga kini kalangan militer Pakistan masih ingat jasa Bung Karno yang mengirim TNI AL berpatroli di laut selatan Pakistan saat konflik memanas antara Pakistan dan India di tahun 1965.

Sebaliknya, pendiri Pakistan Quaid Azzam Ali Jinnah pernah meminta menahan seluruh pesawat Belanda yang singgah di Pakistan pada 1947, ketika Belanda ingin menyerang Indonesia. Pemerintah Indonesia juga menghargai jasa prajurit Pakistan, yang ketika itu ikut rombongan sekutu.

Rombongan ratusan prajurit Pakistan itu tadinya diperintahkan menyerang Indonesia ketika sekutu sampai di Surabaya November 1945. Namun mereka berontak dan memilih berperang di sisi Indonesia. Dari total 600 tentara Pakistan, sebanyak 500 orang gugur di Surabaya. Pada Agustus 1995, Indonesia memberikan medali Indenpendece War Awards kepada tentara Pakistan ini.

3 dari 5 halaman

2. Jalan Munir Said Thalib

Nama almarhum Munir Said Thalib, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Munir, dijadikan sebagai nama jalan di Kota Den Haag, Belanda. Pemerintah Belanda menamakan jalan tersebut "Munirpad, Indonesische voorvechter van de bescherming de rechten van de mens" atau "Jalan Munir, Advokat pejuang HAM Indonesia".

Jalan Munir itu pun nantinya juga akan berada dalam satu kawasan, dengan beberapa nama jalan lainnya, yang juga dinamai dengan nama-nama tokoh terkenal di dunia.

4 dari 5 halaman

3. Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini dikenal di Indonesia sebagai pejuang hak-hak emansipasi wanita. Kartini juga dikenal oleh negara lain sebagai seorang tokoh feminis dari Indonesia.

Salah satunya adalah Belanda. Sebagai bentuk penghormatan terhadap Kartini, negeri kincir angin tersebut mengabadikan nama pahlawan asal Jepara, Jawa Tengah, itu sebagai nama jalan. Tak hanya satu, tetapi empat tempat sekaligus.

Keempat nama jalan yang dalam bahasa Belanda disebut R.A Kartinistraat berlokasi di kota Utrecht, wilayah Haarlem, Kota Venlo, dan Kota Amsterdam. Semasa hidupnya, Kartini memang sering mengirimkan surat-surat dan tulisannya pada surat kabar di Belanda. Tak heran jika namanya terkenal di Belanda.

5 dari 5 halaman

4. Jalan Mohammad Hatta

Wakil Presiden Mohammad Hatta diketahui pernah menimba ilmu di negeri Belanda. Selama di negeri kincir angin tersebut, Hatta dikenal sebagai aktivis kemerdekaan Indonesia. Pada 1987 Wali Kota R.H Claudius menggunakan nama Mohammad Hatta sebagai nama jalan. Lokasi Mohammad Hattastraat atau Jalan Mohammad Hatta berada kawasan Harleem, Belanda.

Sampai pada 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda, dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar Tanah Air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar.

Namun, organisasi tersebut segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Reporter

Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.