Sukses

Idap Penyakit Langka, Wanita Dikurung di Ruangan Kaca Selama 13 Tahun

Mengidap empat penyakit serius, wanita ini harus mengisolasi dirinya di ruangan kaca.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki tubuh sehat dan bugar hingga akhir hayat merupakan impian semua orang. Namun, hal itu bisa dibilang sulit dicapai karena penyakit  akan selalu masuk ke dalam tubuh kita. Bahkan, tidak sedikit orang yang menderita penyakit serius di usia yang masih muda.

Salah satunya dialami seorang wanita bernama Juana Munoz (53) . Wanita asal Cardiz, Spanyol itu telah didiagnosa empat penyakit serius yang mengancam nyawanya sejak berumur 29 tahun. Karena penyakitnya, Munoz harus dikurung di ruangan kaca dan tidak boleh bersentuhan dengan orang lain.

Ke-empat penyakit yang diderita Munoz diantaranya multiple chemical sensitivity (MCS) atau sensitivitas terhadap aneka zat kimia, fibromyalgia atau nyeri tulang dan otot, Chronic Fatigue Syndrome (CFS) atau sindrom letih dan lesu kronis, Elektrohipersensitif atau reaksi atau rasa sakit jika menyentuh atau berdekatan peralatan elektronik.

Munoz juga tidak punya pilihan selain mengisolasi dirinya di dalam ruangan dilapisi kaca. Dia tidak dapat meninggalkan ruang itu tanpa mengikuti protokol yang sangat ketat. Selain itu, bagi siapapun yang ingin datang ke ruangannya, maka orang tersebut harus mandi dengan produk pembersih bebas kimia dan hanya memakai pakaian katun organik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dipicu oleh Kentang yang Mengandung Pestisida

Bahkan akibat penyakit yang diidapnya, Munoz tidak bisa bersentuhan dengan keluarganya. Dua anak Munoz juga hanya diperbolehkan memeluknya dua kali dalam setahun.

Munoz mengklaim bahwa mimpi buruk ini dimulai pada 29 tahun lalu. Saat itu dia ingin memetik kentang yang ditanam suaminya di halaman rumah mereka. Munoz ingat bahwa begitu dia menyentuh kentang, bibir dan matanya mulai membengkak, dan dia harus dibawa ke dokter.

Saat tiba di rumah sakit, seluruh tubuhnya menjadi bengkak dan terlihat seperti monster. Sejak saat itu, setiap kali dia berhubungan dengan berbagai bahan kimia, dia akan muntah, kelelahan, iritasi kulit, dan berbagai reaksi alergi.

Munoz ingat bahwa kentang tersebut telah disemprot dengan pestisida. Dia yakin bahwa pestisida inilah yang memicu kesensitifannya. Namun, Munoz tidak ingin mengungkapkan namanya, karena dia tidak ingin ada masalah hukum. 

Seiring berjalannya waktu kondisi Munoz semakin parah sehingga dia harus diisolasi di kandang kaca kecil yang menghadap ke kebunnya. Dia sudah tinggal di sana selama 13 tahun terakhir ini dan berharap suatu hari dia akan bisa keluar dan menjalani kehidupan normal lagi.

 

3 dari 3 halaman

Berharap Bisa Memeluk Keluarga Lagi

Suami Juana yang juga bertindak sebagai perawatnya akhirnya menanam tanaman secara organik di kebun mereka, yang menjadi makanan sehari-hari untuk Munoz. Dalam dua kali sebulan, wanita ini makan daging organik yang bersumber dari produsen tepercaya, dan lima kali sebulan, dia makan ikan.

Karena kondisinya, Munoz hanya bisa memakai pakaian katun organik dan menggunakan masker oksigen buatan Jerman.

Nyeri otot, luka kulit dan kelelahan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari Munoz. Salah satu tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang MCS. Untuk tujuan ini, ia telah memulai kampanye yang disebut "El Abrazo" (pelukan), yang bertujuan untuk membantu menciptakan masker dengan filter kimia khusus.

Jika masker ini ada, kemungkinan Munoz bisa memeluk keluarganya sekali lagi. Kasus Juana Munoz mengingatkan pada Johanna Watkins yang menderita Mast Cell Activation Syndrome, kelainan genetik langka yang menyebabkan tubuhnya mengembangkan reaksi yang mengancam jiwa pada hampir semua hal, termasuk suaminya. Dia juga harus hidup terisolasi dan hanya menikmati interaksi fisik di bawah protokol ketat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.