Sukses

Miliki Tumor 20 Kg di Kaki, Remaja Harap Bantuan Pengobatan

Seorang remaja di Pakistan hanya bisa berbaring di tempat tidur karena tumor seberat 20 kilogram di kakinya. Saking besarnya, tumor tersebut tampak seperti menelan paha dan pinggulnya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang remaja di Pakistan hanya bisa berbaring di tempat tidur karena tumor seberat 20 kilogram di kakinya. Saking besarnya, tumor tersebut tampak seperti menelan paha dan pinggulnya.

Muhammad Essa Pallari (18) kini tengah menunggu operasi perubahan hidup untuk mengangkat tumor yang awalnya tak lebih besar dari bola tenis meja. Tumor tersebut berkembang amat pesat dalam satu tahun terakhir.

Remaja asal Nooriabad, Karachi, Pakistan itu didiagnosis menderita Neurofibromatosis plexiform. Ini merupakan gangguan genetik yang memengaruhi pertumbujan dan perkembangan jaringan sel.

Kaki Kiri Essa tidak mengalami perubahan, tetapi kaki kanannya di atas lutut telah membengkak amat besar sehingga ia tak lagi bisa berdiri atau berjalan. Bahkan hanya beberapa langkah pun.

Essa awalnya tak memiliki masalah, tapi hal itu berubah saat ia berusia 13 tahun. Menurut ayahnya, Dino, pembengkakan di paha kanan remaja itu awalnya tak lebih besar dari bola tenis meja.

"Semuanya terjadi lima tahun lalu. Kami mengabaikan benjolan itu yang ternyata tumor dan terus tumbuh. Bahkan setahun terakhir tumbuhnya begitu cepat," ungkap sang ayah seperti dilansir dari LadBible.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ia menambahkan sejak saat itu anaknya hanya bisa berbaring di tempat tidur sehingga butuh bantuan dalam segala hal. Pemeriksaan medis baru-baru ini mengungkapkan bahwa tumor itu telah tumbuh hingga beratnya mencapai 20 kg dan lebarnya hampir 50 cm.

Remaja itu bukan berasal dari keluarga berada. Tak heran, sang ayah hanya bekerja sebagai sopir traktor mengaku tak memiliki biaya untuk pengobatan anaknya.

Namun, nasib keluarga berubah saat awal bulan ini, seorang aktivis bernama Zulfiqar Solangi mengunggah foto remaja itu di Facebook dan meminta orang untuk membantunya. Pemerintah setempat pun ikut turun tangan dan menawarkan pengobatan gratis pada keluarga itu.

Essa telah dibawa ke Rumah Sakit Dr Ruth Pfau untuk diperiksa lebih lanjut. Dokter yang memeriksa mengaku akan mempelajari kasus tersebut lebih dahulu sebelum memutuskan langkah apa yang akan diambil.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.