Sukses

Asal Muasal Kursi Hajatan Wonogiri Dipakai Model Ternama Korea

Kisah Kursi Bekas dari Wonogiri Jadi Properti Model Beken Korsel

Liputan6.com, Jakarta Kursi seng Kismantoro-Wonogiri menjadi perbincangan netizen akhir-akhir ini. Kursi hajatan dari desa di Wonogiri ini menjadi viral setelah digunakan sebagai properti sesi pemotretan di Korea Selatan.

Lee Eun Chae adalah sosok di balik viralnya kursi hajatan ini di media sosial. Tentunya banyak yang bertanya-tanya bagaimana bisa tulisan pada kursi menunjukkan nama persewaan kursi hajatan di salah satu daerah di Wonogiri, Jawa Tengah? "Sekar-Tanjung, Kismantoro" adalah tulisan yang tertera pada kursi yang kini menjadi viral.

Sekar Tanjung sendiri merupakan nama usaha persewaan alat pesta milik seorang warga bernama Sunardi. Sedangkan Kismantoro adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Awalnya Jadi Aset Usaha

Sunardi, pria yang pernah memiliki kursi itu sebagai aset usahanya mengaku bangga karena kursinya sekarang dikenal banyak orang setelah dikabarkan sampai di Korea Selatan. "Awalnya saya ragu apa betul kursi itu punya saya dulu. Setelah saya perhatikan detail warna dan tulisannya ternyata sama dengan kursi punya saya dulu," kata Sunardi saat dihubungi Solopos.com, Kamis, 25 Januari 2018.

Dia menceritakan membeli kursi gembreng seharga Rp 13.000/unit sebanyak 300 unit sebelum 1998, tak lama setelah membuka usaha persewaan perlengkapan hajatan. Aset kursinya bertambah hingga mencapai 1.000 unit seiring berkembangnya usaha.

Seluruh kursi dicat dengan warna sama, yakni hitam pada kerangka dan oranye pada sandaran dan lempengan di bagian dudukan. Lempengan sandaran bagian belakang diberi tulisan Sekar-Tanjung, Kismantoro dengan cat semprot. "Dahulu kursi itu laris. Sejak enam tahun lalu tidak ada yang mau menyewa kursi seperti itu lagi. Orang lebih memilih kursi lipat atau kursi plastik. Akhirnya semua kursi saya simpan di gudang," ucap suami Siti Samsiyah (49) itu.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Kursi tersebut hingga Korea

Sekitar 1,5 tahun lalu, Sunardi menjual kursi tersebut kepada Misni, warga Gesing RT 002/RW 001, Desa Gesing, Kismantoro. Lelaki tersebut bekerja dalam jual beli barang bekas. Sunardi menjual 740 unit seharga Rp30.000/unit - Rp35.000/unit tergantung kondisi kursi.

Sebanyak 10 unit lainnya tetap disimpan untuk kenang-kenangan. Kursi itu menjadi saksi bisu perjuangan Sunardi merintis usaha persewaan perlengkapan pesta.

Misni memberitahu Sunardi bahwa kursi-kursi itu dijual kepada pengepul di Bali. Misni (43) mengatakan seluruh kursi bekas yang dibelinya dari Sunardi bersama barang bekas lainnya dijual kepada pengepul barang bekas di Bali.

Pengepul tersebut menjual lagi kepada pemesan di luar negeri. Biasanya barang bekas dari Indonesia untuk properti kafe, taman, dan sebagainya. Menurut dia, tidak mustahil barang bekas yang dijualnya sampai ke Korea, karena pasar pengepul di Bali memang sampai ke berbagai negara. "Turut senang ternyata barang bekas yang pernah saya beli jadi properti yang menarik di luar negeri," kata dia.

 

Berita ini sebelumnya telah tayang di kanal Regional Liputan6.com. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini