Sukses

Tragis, Dokter di Sini Penggal Kepala Bayi Saat Proses Persalinan

Seorang ibu kehilangan bayi pertamanya saat persalinan setelah dokter menarik terlalu keras dan memenggal kepala bayi mungilnya.

Liputan6.com, Argentina - Seorang perempuan dari Tartagal, Argentina baru-baru mengalami peristiwa menyedihkan dalam hidupnya. Reina Natalia harus kehilangan bayi pertamanya saat persalinan setelah dokter menarik terlalu keras dan memenggal kepala bayi mungilnya.

Perempuan berusia 30 tahun itu dilaporkan dibawa ke rumah sakit Juan Domingo Peron untuk menjalani persalinan saat kandungannya mencapai 22 minggu.

Setelah diperiksa, tim dokter memutuskan bahwa Natalia bisa melahirkan bayinya dengan normal. Namun Natalia memilih operasi caesar, tapi dokter menolak karena kurangnya tenaga kerja.

"Saya tahu bayi itu masih hidup karena saya menjalani tes gema sebelum saya tiba, dan jantungnya berdegup kencang. Saat kami sampai di rumah sakit, mereka melakukan tes gema lagi dan suamiku mendengar detak jantung bayi itu," kata Natalia.

"Ketika air ketuban pecah, dokter Susan Gonzaga membawa saya ke ruang persalinan dan mulai mendorong perut saya. Dia meregangkan bayinya meski saya tidak merasakan sakit sebelum lahir," lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dokter Menangani dengan Brutal

Natalia mengklaim bahwa para dokter di sana brutal saat menangani persalinannya. "Saya merasakannya. Mereka melakukannya sangat keras dan sangat menyakitkan," ucapnya.

Saat itulah dia diberitahu bahwa kepala bayinya terpisah dari tubuh, dan nahasnya kepala si bayi masih di dalam perut Natalia. 

Valazquez terkerjut ketika melihat seorang petugas memegang tubuh bayinya tanpa kepala. Sayangnya, dia tidak mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang apa yang dialami istrinya.

 

3 dari 3 halaman

Tengah Diselidiki

Kini investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian bayi itu. Sementara dokter yang terlibat akan terus bekerja seperti biasa sambil menunggu penyelidikan.

"Secara resmi, belum ada yang membuktikan bahwa kematian bayi itu disebabkan karena pemenggalan kepala. Tidak ada alasan bagi mereka untuk diskors," kata direktur rumah sakit tersebut.

Bayi dengan berat 700 gram itu kemudian diserahkan ke pasangan itu dalam sebuah peti putih.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.