Sukses

Kata-Kata Terakhir Bocah Korban Tabrakan pada Ibunya Bikin Pilu

Sebelum dilarikan ke rumah sakit terdekat, bocah yang tertabrak itu mengucapkan kata-kata terakhir pada ibunya.

Liputan6.com, Taipei - "Bu, sakit," adalah kata-kata terakhir dari siswa berusia 11 tahun pada ibunya setelah ia tertabrak truk yang ngebut di Taouyuan, Taiwan. Insiden itu terjadi pada tanggal 24 November tepat sebelum dia dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya menyerah dengan luka-lukanya.

Anak laki-laki yang tertabrak itu namanya tak disebutkan. Menurut media Taiwan TVBS via Taiwan News, bocah itu sedang dalam perjalanan ke sekolah saat kecelakaan tragis itu terjadi. Ia seharusnya dijemput oleh guru sekolahnya untuk pelajaran tambahan, tapi karena alasan yang tidak diketahui, guru itu tak hadir untuk menemani anak itu ke tempat tujuan.

Jarak antara sekolah dan tempat tinggal anak itu hanya 350 meter yang membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk berjalan. Diperkirakan, bocah itu sangat terburu-buru sehingga abai dengan keadaan sekitarnya.

Dalam rekaman CCTV, diperlihatkan bagaimana anak itu berlari menyusuri tepi jalan. Dalam sepersekian detik, bocah itu tiba-tiba memutuskan untuk langsung berlari dan menyeberang tanpa melihat keadaan sekitar sebelum tertabrak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Orangtua ada di tempat yang sama

Pada saat yang bersamaan, sebuah truk berwarna biru datang dari kejauhan. Sayangnya, sopir itu tak cukup cepat untuk menghindari bocah itu.

Anak laki-laki itu tertabrak dan membuatnya terbaring di trotoar. Dalam kebetulan yang sangat aneh, orang tuanya ternyata tengah berada di tempat yang tak jauh dari tempat anaknya tertabrak.

Sang ibu yang mengenali anaknya, segera menghambur menuju buah hatinya. Sebelum dilarikan ke rumah sakit terdekat, bocah itu mengucapkan kata-kata terakhir pada ibunya: "Bu, sakit sekali."

Orangtua bocah yang marah itu pun menghadapi manajemen sekolah karena abai menjemput anaknya, tapi menurut pihak sekolah, mereka hanya menawarkan penjemputan belajar tambahan pada siswa di kelas 1-3. Malah pihak sekolah mengaku sudah memberitahukan hal tersebut pada orangtua bocah yang sepertinya juga abai terhadap pemberitahuan itu.

Di sisi lain, pengemudi truk itu kini menghadapi tuduhan pembunuhan karena lalai. Polisi juga tidak menemukan alkohol dari darah pria pengemudi truk itu.

(Sul/Ul)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.