Sukses

Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Nenek Moyang T-Rex di Afrika

Baru-baru ini, para ilmuan telah menemukan jejak kaki nenek moyang T-Rex yang berkeliaran di Afrika sekitar 200 juta tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan di Bumi kini memang sangatlah berbeda dengan kehidupan Bumi jutaan tahun lalu. Jutaan tahun lalu Bumi dihuni oleh mahluk-mahluk yang berwujud mengerikan dan berukuran besar. Namun, seiring berjalannya waktu kehadiran mereka pun semakin menghilang.

Salah satu hewan yang kita ketahui hidup jutaan tahun lalu adalah dinosaurus. Dinosaurus adalah binatang purba yang berukuran besar dengan banyak jenisnya. Binatang ini pun banyak di filmkan sehingga sangat membantu kita untuk menggambarkan sosok dinosaurus. Dari sekian banyak dinosaurus tentunya Tyrannosaurus rex atau T-Rex tidak asing, bukan?

Dari sekian banyak film tentang dinosaurus, T-Rex menjadi binatang yang paling ditakuti karena bersifat karnivora. Dengan daya tahan tubuh yang kuat, T-Rex sangat sulit ditaklukan sehingga dinosaurus lain langsung pergi jika ad T-Rex.

Baru-baru ini, para ilmuan telah menemukan jejak kaki nenek moyang T-Rex yang berkeliaran di Afrika sekitar 200 juta tahun lalu. Jejak kaki yang ditinggalkan oleh "Megatheropod" telah di foto oleh para profesor di Afrika Selatan setelah penemuan mereka di kerajaan Lesotho.

Megatheropoda adalah spesies awal yang berubah menjadi Tyrannosaurus rex. Para ilmuwan percaya bahwa foto-foto tersebut menunjukkan kaitannya dengan T-Rex yang hidup antara 85 juta sampai 65 juta tahun yang lalu.

Tim dari Inggris, Dr Fabien Knoll dari University of Manchester, menyebut bahwa penemuan itu "Sangat menarik." Dr Fabien Knoll mengatakan bahwa, "Itu pasti puncak rantai makanan."

Masing-masing temuan terdiri dari tiga tapak berukuran 57cm panjang dan lebar 50cm. Megatheropoda adalah versi yang lebih besar dari theropoda.

Ini digambarkan sebagai "temuan yang signifikan" oleh rekan penulis Dr Lara Sciscio, dari University of Cape Town.

"Secara global, T-Rek besar ini sangat langka. Hanya ada satu situs lain yang serupa yaitu ada di Polandia," kata Dr Lara Sciscio, dari University of Cape Town.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Jurnal Public Library of Science One.

Penulis:

Reza Sugiharto

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.