Sukses

Duka Ayah yang Putrinya Tewas Akibat Kecerobohan Rumah Sakit

Desmond Neo menceritakan pengalaman tragisnya kehilangan bayi perempuan tercinta di sebuah rumah sakit.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ayah yang berduka, Desmond Neo, menceritakan pengalaman tragisnya kehilangan bayi perempuan tercinta di sebuah rumah sakit di Malaysia. Pada akhir April lalu, anak perempuannya yang berusia 11 bulan, Joel Neo, demam tinggi dengan suhu mencapai 39 derajat selsius.

Pria itu kemudian membawa anaknya ke rumah sakit di Batu Pahat untuk perawatan. Pihak rumah sakit kemudian memastikan, bahwa itu adalah demam biasa dan diberi pengobatan. Mimpi buruk dimulai saat itu.

Pihak rumah sakit memberi putrinya obat dan empat jam kemudian, Neo terkejut mendapati bibir putrinya berubah ungu sementara anggota tubuhnya mulai menghitam. Pria itu memanggil dokter yang mengatakan bahwa itu normal dan gejala demam.

Neo terkejut dengan penjelasan dokter, tetapi memutuskan untuk percaya. Dokter tersebut kemudian memberikan obat pada putrinya lagi, hanya 7 jam setelah dosis pertama dan mengatakan bahwa dosisnya lebih kuat.

"Setelah itu anak saya tidur nyenyak. Terlalu nyenyak untuk ukuran saya karena biasanya ia tak suka tidur nyenyak," kata Neo seperti dikutip dari World of Buzz.

Neo kembali bertanya pada dokter yang berkilah kalau itu adalah efek obat. Ia ingin memindahkan ke rumah sakit lain, tapi sudah larut dan mereka hanya bisa melakukannya esok pagi.

Pukul 1 dini hari, demam putrinya melonjak menjadi 40 derajat celsius dan ia pun memanggil perawat. Perawat memberi putrinya lebih banyak obat dan menolak memanggil dokter meski telah dipaksa. Malahan, perawat itu mengatakan ada biaya tambahan bila memanggil dokter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keadaan Semakin Buruk

Keadaan menjadi semakin buruk ketika suhu anaknya mencapai 41,4 derajat dan Neo mendapati tinja anaknya sangat berair. Perawat hanya menelepon dokter yang menyuruhnya mengambil air dingin dan disemprotkan ke tubuh bocah cilik itu untuk menurunkan suhu.

Neo terus meminta perawat untuk mendatangkan dokter, tapi tetap ditolak. Sekitar pukul 6 pagi, anaknya mulai muntah cairan berwarna gelap yang diikuti cairan kemerahan seperti darah.

Saat itulah dokter baru datang dan membawa anak perempuan Neo ke bangsal darurat. Namun, dokter itu kemudian berkata kalau rumah sakit itu tidak memiliki cukup tenaga dan peralatan untuk merawat putri Neo. Dokter meminta Neo memindahkan putrinya ke rumah sakit lain yang diikuti kemarahan pria tersebut.

Sayangnya, 11 hari kemudian anak perempuan Neo meninggal di rumah sakit pemerintah. Saat Neo meminta penjelasan dari rumah sakit pertama, mereka malah menyingkirkan semua kesalahan dan tanggung jawab mereka dan hanya mengirim ucapan duka.

Neo yang sangat kecewa membagikan kisahnya ke Facebook dan berharap kejadian tragis yang sama tak dialami oleh yang lain.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.